⚠️ PEMBUNUHAN

Ajakan Kunigami sama sekali tidak didengar oleh Kaiser. Kosong sekali netranya, tidak ada emosi di dalam. Kedua tangan penuh darah berusaha keras dihilangkan sampai baunya. Menggunakan pakaian darah…

Sudah satu jam lebih Rin duduk di kamar menghadap layar komputer yang menampilkan pesan dari nomor asing dengan foto yang membuat cemas tanpa henti. Awalnya ia kira pesan itu adalah kebohongan…

Suasana di kantin cukup ramai membahas topik yang sama, yaitu menghilangnya Otoya Eita, mahasiswa program studi Teknik Kimia. Sampai siang hari ini, kabarnya tak kunjung didengar. Terakhir kali…

Entah siapa yang merasukinya, Isagi dibawa berlari tanpa henti sejak turun dari busway. Isagi sadar betul ia berada di mana dan siapa dirinya, tapi seseorang di dalam dirinya lah yang membuatnya…

Layaknya seonggok sampah, Isagi diseret paksa menuju sebuah ruangan. Panik? Tentu saja. Kurona belum sadarkan diri, diseret paksa seperti dirinya. Bajingan Aiku dan Shidou ini sama sekali tidak…

Rumah Nagi ia pandang. Kaiser duduk di motor sembari menunggu perintah selanjutnya. Sejujurnya ia ragu turun tangan seperti ini. Cukup Reo yang ia bunuh, jangan lagi. Entah kenapa rasanya sesak…

Entah sudah berapa jam ia berada di ruangan ini. Isagi menatap kosong ke depan, ke raga sang teman yang tak lagi bernyawa. Hiori Yo telah pergi, pergi dengan cara yang tidak pantas. Netra sang teman…

Seluruh wilayah Fakultas Ilmu Budaya sudah ia susuri, tetapi pemuda bersurai biru itu tidak ditemukan. Chigiri kehilangan jejak. Kemampuan larinya yang cepat tidak membantu sama sekali. Panik melanda…

Perpustakaan menjadi tujuan pertama Isagi. Mencari referensi jurnal ilmiah untuk ulangan tengah semester mudah dilakukan sebenarnya jika ia mau bergerak. Akan tetapi, hilangnya sahabat terdekat alias…

Perkataan Reo benar adanya. Reo mulai meragukan universitas tempat ia menimba ilmu, universitas yang katanya universitas terbaik. Berita ditemukannya mayat Otoya Eita, mahasiswa yang dikabarkan…

Demi Tuhan, Isagi tak bisa menghilangkan rasa panik yang merayap di hati. Tas sang teman ia temukan di tempat sampah beserta ponselnya yang hancur, hampir terbelah dua. Lagi-lagi, temannya hilang…

Dalam panggilan ketiga, Isagi berhenti berlari. Raut marah tercetak di wajah kala netranya menangkap kehadiran Yukimiya Kenyu. Oh, rupanya pemuda berkacamata itu mengejarnya. “Sorry, seperti yang gue…

Semuanya menjadi gelap gulita. Penerangan yang menjadi alat bantu penglihatan telah sirna. Kini, Isagi berlari keluar dari kamar tak lupa menutup pintu dan menghalanginya menggunakan meja tempat vas…