Indonesian. Truth, the whole truth, and nothing but the truth. Research Analyst at the IMF
@imfnews
. Views are my own and do not reflect that of the Fund.
Semakin ke sini semakin ngerasa kalau semakin banyak orang yang orientasi kuliah-nya 100% kerja. Kalau ngeliat LinkedIn bahkan udah banyak mahasiswa 1st year/2nd year yang bukan cuma magang waktu liburan semester tapi actually part-time juga di waktu kuliah.
Kita ga akan mungkin punya sistem transportasi umum dan perumahan sebagus Singapura tanpa penggusuran dan penataan ulang tata kota secara massal. So choose your poison.
(Rough numbers)
TOEFL: 3 juta
GRE: 3 juta
Persiapan GRE: 1 juta
Biaya kirim GRE & TOEFL: 1 juta
Application fee 5 univ: 8 juta (reimburse untuk 1 univ)
Visa: 11 juta (reimburse)
Deposit apart: 15 juta (reimburse)
Tiket pesawat: 15 juta (reimburse)
kenapa sihhh org yg keterima beasiswa gitu gamau dan kayanya tabu banget cerita ttg habis duit berapa buat persiapan? kasian anak2 financially unlucky yg termotivasi buat ikut beasiswa tp akhirnya mandek ditengah jalan karena gaada duit.
Almarhum ayah dulu lulusan teknik penerbangan di Braunschweig, Jerman. Dapet tawaran lanjut S3 di sana, tapi tetap memutuskan pulang sesuai ikatan dinas IPTN. Setelah pulang ternyata skillnya ga terlalu dimanfaatin dan cuma digaji 300 ribu tahun 90-an.
Oppenheimer kalau lahir di Indonesia dan di masa sekarang, dia mungkin bisa dapat beasiswa lpdp buat belajar fisika nuklir di UC Berkeley atau tempat lain. Tapi, karena harus pulang, dia pulang dan ilmunya tidak terpakai. Lalu, akhirnya dia terpaksa jadi ojol karena nganggur
Ini fenomena yang bisa ngebedain apakah suatu negara udah maju atau belum: laundry coin vs kilo. Alasannya simpel, kalau laundry kiloan masih dominan berarti upah tenaga kerja masih murah, masih menguntungkan kalau jasa laundry dijadiin labor-intensive…
@kompascom
Beliau lupa di konoha ada tambang, hasil laut, tanah subur, rempah + pajak penghasilan up to 35%. Kalo mau serius harusnya KORUPSI yang harus diberantas bukan lempar beban ke rakyat!
Ini sebenarnya gejala informalitas yang tinggi dan rendahnya produktivitas usaha di Indonesia. Semua negara berkembang punya karakteristik ini. Ada warung tiap 50 meter itu sebenarnya ga efisien. Simpelnya gini aja: secara skala ekonominya akan lebih efisien kalau ada...
@m4retha
and the warung, and the alfamart, and the indomaret, and teh poci, and teh solo, and everything in between.
bbrp hri lalu liat bule yg stay dinas di Indonesia bilang, it's so convinient to live here. krn di negara mereka mau belanja tuh jauh, mobilan dulu, di sini kan ada warung
Biaya-biaya yang dikeluarkan orang tua untuk membesarkan anak itu bukan investasi, tapi memang hak anak sebagai manusia yang memerlukan makan, pendidikan, dan kesehatan.
@IDX_BEI
Klo anak ga mau dianggap dana pensiun & merasa keberatan membantu biaya utk kebutuhan ortu di masa tuanya, balikin aja biaya2 yg dah ortu keluarin utk membesarkan anak (makan, pendidikan, kesehatan)
Always interesting to me that markets didn’t like it when Habibie was announced as VP by Soeharto. As it turned out he more than any other president became responsible for setting up the institutions that now form the backbone of our prudent economic policymaking apparatus.
Gue ga ngerti kenapa mediocrity itu selalu diencourage di Indonesia? Mediocrity dari segi achievement dan dari segi etika. Kalau seseorang memilih menjadi mediocre itu gapapa juga, pilihan hidup orang masing-masing. Tapi ya jangan di-encourage juga.
I’m curious: negara berkembang apa yang udah sukses meninggalkan car-oriented development? Mungkin bisa jadi contoh? At this level of development, what’s usually feasible?
There's a pretty good chance you're reading this while being stuck in traffic. Don't get carsick - because clearly Indonesia ain't sick of cars yet 💀
A thread for english speakers
More love for KAI folks. Gini yang bikin bangga jadi orang Indonesia. Bukan slogan-slogan atau jargon-jargon ga ada arti, tapi pelayanan publik yang nyaman dan efisien.
This is my father, back when he was still a high school student. He was raised by a single mother whose occupation was a tailor. Life was difficult for him in his early years, but this is what embedded within him a fiercely independent and tenacious spirit.
Program KB paling ampuh itu pembangunan ekonomi. Gasuka orang miskin beranak-pinak? Yuk kasih mereka uang, bangun lapangan pekerjaan, tingkatkan akses kesehatan dan pendidikan buat mereka.
Grafologi itu pseudoscience. Jangan dipercaya. Kalau mau dipercaya, anggap aja kaya astrologi.
Alias cuma seru-seruan yang ga berbasis realita.
Kasian kan orang yang tulisannya jelek, masa dijudge personalitynya jelek karena tulisannya jelek 😔
Kalo pake ilmu grafologi, dari tulisan huruf i-nya pribadi dia gak sabaran, agresif, sama mudah tersinggung.
Titik huruf i yg posisi dan bentuknya berbeda jadi indikasi inkonsisten.
Huruf J yg dikaligrafi artinya childish behaviour
Baris tulisan datar gak naik/turun tandain
Jadi juara lomba makroekonomi yang diadain IMF untuk mahasiswa ekonomi sedunia. Yang ikut 2000+ mahasiswa dari 117 univ dan 39 negara. Kalau ga karena COVID harusnya bisa berangkat ke Washington D.C untuk IMF-WB Spring Meetings dan ngewakilin Indonesia.
Please pamerin ke aku semua kepunyaan duniawi kalian dari hasil jerih payah dan keringat kalian. I am happy to see hard working people get things they want.
Kalau lo belajar statistik dasar, lo bakal tau banyak hal itu sifatnya probabilistik. Lo gabisa simpulin orang pinter atau bodoh dari satu percobaan, alias n = 1. Semakin banyak percobaan, alias n > 1, hasil yang didapetin akan semakin mendekati true value kepintarannya.
Sejujurnya pendidikan tinggi kita ga akan bisa jadi world-class kalau orientasi aja masih ada ginian, pake name-tag segede gaban, harus ikut tatib ini itu dan baris-berbaris. Ga ngerti tujuannya apa.
6. Last but not least, Keju Makara!!!
Siapa aja nih yang begadang buat bikin keju makara?? Walaupun challenging tapi bermakna dan berkesan banget kann??
#IYKYK
Di sini banyak ngobrol sama mahasiswa dari China. Mereka kaget pas tau sistem pendidikan kita chill bgt menurut standar mereka. Di sana persiapan untuk Gaokao (UTBKnya China) udah dimulai dari kelas 11, jadi semua materi SMA udah selesai pas kelas 10. Setelah itu cuma latsol
Lama-lama opini Okihita bukan cuma ga ada basisnya tapi beneran bikin orang rasis. Ini argumen era kolonial yang sering dipake pendukung eugenika dan supremasi ras tertentu. Also, orang Jepang sama Jerman dulu dianggep pemales
Orang Indonesia rebahan karena nggak ada musim dingin.
Di wilayah bermusim-dingin, orang yang nggak punya rumah atau cadangan makanan akan cepat mati. Siklus ini berulang ratusan tahun. Jadi, orang-orang yang variasi genetiknya "malas" atau "tidak bersemangat" lebih cepat punah.
Gw paling gabisa ngeliat orang sok tau soal econs kemudian pake econs untuk ngomong sesuatu yang bener-bener nirempati. Level pemahaman mahasiswa tahun pertama econs dipake untuk ngomong sesuatu yang bener-bener jahat. I just can’t.
Point is, meskipun lagi COVID coba sih sebisa mungkin untuk diversifikasi pengalaman kuliah. Jangan cuma orientasi kerja aja. Karena trust me kuliah itu waktu terakhir dalam hidup lo di mana lo masih punya kebebasan cukup maksimal dengan tanggung jawab relatif minimal
Korea Selatan ini emang keren. Dia bisa bangun industri otomotif yang orientasinya ekspor dan kompetitif secara global, terus pake tax revenue dari industrinya untuk bangun transportasi umum di perkotaan. Keren👍
"Kesannya" berdata - Tp TDK pakai data yg selaras twit
@ismailfahmi
: "punya mobil, tp sehari2 pakai public transpo".
Orang ini cm ksh data jumlah mobil di Seoul, TP TDK kasih DATA MODE SHARE di Seoul (bgmn cara orang Seoul berpergian - dmn hny 23% mobil).
Sengaja bikin confusing?
@miraclesitompul
Gini Mbak, bahkan secara logika formal saja salah. Ketika orang bilang "they see us as objects" mereka me-refer ke konsep objektifikasi seksual dan relasinya dengan konteks sosial yang berlaku. "Objektifikasi" BEDA dengan "melihat objek sebagai subjek".
Dan jangan parno kalau ngeliat ada orang yang udah sukses menang lomba ini itu atau magang di korporasi ini itu. Ada yang bisa dicontohin dari mereka but not everything. Semua orang pasti ada jalannya sendiri, but in the end we'll all get there.
Orang-orang yang ngerasa rezim perpajakan di Indonesia itu terlalu keras itu bener-bener ngomongnya ngasal. PPN 11%? Di negara lain rata-rata 15-20%. Dengan rasio pajak terhadap PDB di bawah Afghanistan masih aja berharap pelayanan publik sekelas Swedia.
Dari ngeliat ini aja sebenarnya udah ketauan kenapa:
- Rasio pajak kita rendah
- Lapangan kerja formal dikit
- Sektor informal dominan
- R&D kita ga jalan
- Kita susah transisi energi
- Perekonomian kita didominasi pemburuan rente
@miraclesitompul
Logika TPA SBMPTN gabisa diaplikasikan ke interaksi sosial yang sarat makna dan sangat bergantung ke konteks. Respon ke Mbak bukan strawman, karena memang dari awal tweetnya sudah "false equivalence". Terlepas dari persoalan etika, semantika-nya saja sudah salah.
Ini terkesan privileged, tapi gue agak bersyukur lahir di keluarga kelas menengah. Selalu ngerasa kalau gue lahir di keluarga kaya mungkin gue ga bakal semenghargai itu usaha & kerja keras, tapi kalau terlahir miskin mau se-kerja keras apapun gue bakal terhambat faktor struktural
Indonesia needs its intellectuals to write more books, articles, and commentaries that gets viral, shapes the public discourse, and forms part of the public consciousness.
Kok manusia disamain sama anjing sih. Ini orang paham biologi ga sih? Kan anjing variasinya emang banyak krn mereka melalui "artificial selection", mereka emang dibiak khusus oleh manusia supaya ada variasi karakteristik. Istilahnya evolusi mereka dipercepat. Manusia ga kaya gini
Ini orang-orang yang kontra pada nggak percaya konsep "variasi genetik" ya. Nganggep bahwa semua Homo sapiens itu persis sama.
Gini lho biar kebayang: Tau variasi anjing nggak? Semua variasi anjing—dengan berbagai bentuk dan temperamen—ada dalam satu spesies: "Canis familiaris".
And thing is, ayah gw actually one of the lucky ones. Banyak temennya yg dapet beasiswa Habibie juga nasibnya lebih parah lagi. Ada yang jadi juragan cat, kerja di restoran etc etc
So yeah, Oppenheimer jadi ojol doesn’t seem too far-fetched to me. Udah terjadi kok.
Dan gue paham ini emang perilaku yang rasional karena kompetisi di pasar kerja makin ketat dan sekarang lagi COVID dan sebagainya tapi it just doesn't seem right gitu. College shouldn't be all about trying to get the best job.
Waktu kuliah itu waktu pengembangan diri. Waktunya kenal banyak temen dan gonta ganti peer group, waktunya ngembangin minat yang mungkin ga bisa diakomodir waktu SMA. Waktunya jatuh cinta dan sakit hati
Terlepas dari perdebatan soal kinerja pemerintah, sebenarnya cukup mengecewakan ada golongan progresif menganggap cash transfer sebagai kebijakan malas dan "quick win" yang tidak optimal. Faktanya, cash transfer adalah salah satu kebijakan anti-kemiskinan paling efektif.
Jokowi berkuasa dengan strategi "quick wins" lewat proyek infrastruktur dan aneka "cash transfer", karena paling mudah terlihat.
Tak ada terobosan di sektor lain seperti hukum, kesehatan, agraria, lingkungan.
APBN pun kedodoran. BBM dinaikkan. Solusinya: "cash transfer" lagi.
Intinya ga ada yang salah dengan ngirim anak ke sekolah swasta untuk mendapatkan pendidikan terbaik. Tapi secara makro ini sesuatu yang jelas bermasalah, implikasinya pendidikan berkualitas hanya bisa diakses golongan tertentu dan disediakan oleh swasta.
Pendidikan dan kesehatan adalah barang publik dengan eksternalitas tinggi, and the private sector is no substitute for quality government-provisioned public goods. Beda ya sama perekonomian pada umumnya yg mana peran swasta utama
Orang-orang kayanya masih belum kebayang ya dampak global warming.
Salah satu dampak global warming adalah thdp pangan. Kalau ada El Nino masif yang bikin gagal panen jutaan hektar sawah di Indonesia, siap-siap aja harga beras naik dua kali lipat dalam setahun.
Masa depan anak muda hancur karena stunting dan ga ada bekal skillset yg punya added value.
5-10 taun lagi, ledakan demografi kita cuma jd angka statistik klo gak diurusin.
Ngurusin hal di atas lebih cuan ROI nya drpd ngurusin global warming.
Gw bakal lebih ngerti tweet ini kalau yang ngomong orang dari negara maju, tapi ini Indonesia... yang masuk kelas menengah baru seperlima populasi. Boro-boro late capitalism, keluar middle income trap aja susah minta ampun.
Coba ke warung terdekat dan tanya ke pekerjanya berapa upah mereka. Di atas UMR ga? Tanyain juga BPJSnya dibayarin ga? Tanyain juga jam kerjanya teratur ga? Tanyain juga mereka kerja ada kontrak ga?
@faris_sina
Logika sederhana sih, usaha-usaha kecil yang dimiliki banyak orang lebih peduli pada karyawannya karena ada kedekatan, dibanding korporasi besar milik segelintir orang.
We underpay teachers, researchers, scientists, academics and expect them to dedicate their lives for not much gain under the guise of "pengabdian". It's funny how more tenaciously people defended influencers than they did our teachers, our scientists, or our academics.
People respond to incentives, konsumen sebenarnya gabisa disalahkan karena milih harga termurah dan talenta gabisa disalahkan karena milih upah tertinggi. Yang salah adalah pihak yang bertanggung jawab mendistorsi insentif tersebut, yaitu para VC dan founders.
Unpopular opinion: di tengah tendensi yg memojokkan para founders dan venture capital, sebenernya, sadar atau nggak sadar, kita semua (konsumen, tech talents, media, etc) berperan serta "niupin" bubble di tech sector ini. A thread.
It's done! Akhir dari perjalanan kuliah gue selama empat tahun. Dan awal dari perjalanan yang lebih panjang ke depannya (hopefully). Writing this thesis has been such an emotional and intellectual roller-coaster ride, and a ride that ended on a high note, nonetheless.
Seneng banget liat orang posting announcement LPDP. Congratulations! Always happy to see people pursuing their dreams—make Indonesia proud!
Untuk yang belum dapet: I think it's always possible to try again! Gue ditolak juga pertama kali daftar, and I think I turned out fine 😃
Ini fearmongering resesi basisnya apa sih… betul kalau kondisi perekonomian dunia sedang tidak baik-baik saja - tapi ini ga serta-merta berarti Indonesia bakal resesi.
Andai orang-orang sepassionate ini juga soal penggunaan uang pajak selain soal LPDP. Argumen ini "hak pembayar pajak" berlaku juga loh untuk kebijakan lain.
@Adtarie
Harus diitung per kapita. Otherwise it’s pointless as a metric of comparison. The same way you would say a country is rich when its GDP per capita is high not just when its GDP is high. India has the third largest GDP in the world (by PPP) but you wouldn’t say India is rich
Waktunya lo ngerasa intellectual fulfillment saat lo ketemu dosen yang super insightful mampus dan lo cuma bisa mikir sendiri "kok bisa sih ini orang pinter banget"
Di saat yang Indonesia perlukan untuk maju malah sebaliknya. Industri manufaktur dan perusahaan besar established yang mampu menyerap banyak karyawan. Indonesia udah terlalu entrepreneurial, we need fewer entrepreneurs in fact.
Banyak masalah ekonomi, politik, dan sosial di Indonesia bisa selesai dengan dua ini:
Industrialisasi -> welfare state
Coba aja ditrace akar permasalahannya. Pasti gara-gara industrialisasi ga jalan.
Equality and equity untuk orang Indo? Klaim dari mana ini. Tech sector has always been notorious for worsening inequality everywhere in the world, unlike manufacturing, for example. By nature emang pekerjaan tech ga aksesibel buat massa, cuma buat segelintir orang dgn...
1. Indo tech startups boleh dikata2in: bisnis modelnya ga sustained, pekerjanya masih terlalu muda udah pegang title tinggi, overpaid - merusak harga pasar, glorifying overworking, etc - tapi ada satu fakta tentang bagaiman tech startup boosting equality & equity untuk org Indo.
Bohong kalau ada orang bilang kendaraan listrik ga lebih ramah lingkungan. Premis dan kesimpulan ga nyambung. Kalau penghancuran alam dan cara hidup masalahnya, ya itu yang harus dicari solusinya. Bukan malah vilifikasi solusi alternatif transportasi berbasis BB fosil.
Bohong kalau ada orang bilang kendaraan listrik lebih ramah lingkungan. Penghancuran alam dan cara hidup secara besar-besaran terjadi di Obi, Maluku Utara, akibat tambang nikel, yang jadi bahan baku baterai mobil listrik ini.
Ternyata program-program pemerintah yang sampe sekarang masih bermanfaat bagi orang miskin kaya BOS, Program Keluarga Harapan, PBI-BPJS, itu lahir dari kebijakan nurunin subsidi BBM tahun 2005.
Makanya ga sepenuhnya bener kalau Indonesia dibilang kaya sumber daya alam. Secara absolut iya emang SDA kita banyak, tapi kalau udah dibagi per kapita ya ga mencukupi pastinya untuk bikin Indonesia maju.
Kenapa Indonesia saat ini gak terlalu ditengok dalam relokasi global value chain mineral (eg gagal menarik Tesla), karena memang gak penting2 amat dalam kepemilikan cadangan mineral (kecuali Nikel saat ini, itupun bisa berubah). RI aja GeEr 😀
@AzvinHutama
Solusinya bukan bikin populasi Indonesia makin sedikit, solusinya adalah gimana bikin populasinya lebih produktif. Amerika populasinya lebih besar dibanding kita, tapi tetep aja makmur, karena sumber kekayaan utamanya adalah sumber daya manusia.
How to trigger those on the right and on the left at the same time:
1. Korea Selatan maju karena oligarki
2. Korea Selatan maju karena peran pemerintahnya gede
Kenapa? Karena... Negaranya dalam waktu < 100 tahun jadi super maju. Korea adalah negara yg berhasil menaikkan GDPnya 20ribu persen. Kenapanya karena kebijakan ekonomi yg berkolaborasi dengan konglomerat (chaebol)
Jujur gue ga pernah suka sih narasi pesimistik gini. Meskipun gue sekarang di luar (dan mungkin udah masuk definisi diaspora), I would never be done with Indonesia.
Emang ga sempurna, emang banyak masalah, tapi masalah itu ada untuk diselesaikan.
Kinda dislike how the issue around car ownership is turning into a culture war. Buying a car doesn't make you a bad person. What is wrong is:
- Lack of disincentives that internalizes the social cost of car usage.
- Lack of suitable public transportation alternatives.
Indonesia has 12 tech unicorns (Q3 2021), that's more unicorns than Japan, Australia and Singapore combined (11). What's amazing is 7 out of the 12 reached unicorn status in 2021.
Market size Indonesia secara populasi cuma 270 juta jiwa, dan cuma 20% dari itu yang bisa dianggap masuk kelas menengah.
Market global ada 8 milyar jiwa, 1.4 milyar di negara maju (OECD).
Vietnam dibanding Indonesia jauh lebih oke kalau dijadiin hub ekspor.
Kesimpulannya?
Kayaknya warga US bakal hilang akal deh kalo ada influencer/politisi yang bikin thread soal BPJS di Indonesia + biayanya.
Disana cuma orang patah tulang bisa miskin, Sementara disini penyakit katastropik masih dicover BPJS, 10 dollar sebulan.
Tapi sejujurnya memang Islam itu pro-pasar bebas sekaligus pro-redistribusi. Gapapa bikin uang sebanyak-banyaknya selama uang itu bisa ngalir lagi ke masyarakat👍
Jizyah tertinggi itu 48 dirham = 190.000
Jizyah paling rendah 28 dirham = 112.000
Rabbi dan Pendeta, fakir, anak kecil, perempuan, orang cacat, dan orang sakit tidak bayar Jizyah. Itupun setahun sekali, dan bisa dikembalikan jika negara tidak bisa lagi menjamin keamanan.
Rubinstein ngeliat tweet ini marah sih. Udah jelas banyak prediksi game theory yang ga berlaku when you actually test them on human beings. Ga semudah itu.
Hanya sedikit yang tahu behaviour manusia untuk melakukan suatu tindakan bisa dihitung dengan model matematika, mereka yang mampu ngerti konsep ini bisa bending reality semaunya. Ini kekuatan yang paling dekat ke Tuhan.
Gue cuma bisa berharap suatu hari nanti Indonesia punya welfare state yang bagus dengan pendidikan tinggi yang tersubsidi secara universal supaya orang ga perlu kerja sambil kuliah untuk membiayai diri/klrg dan bisa punya ruang untuk ngembangin diri. It's what everyone deserves.
Okay cukup deh. Harus klarifikasi sedikit. Udah berlebihan ini. Kmrn deactivate krn tweetnya makin viral dan tiap saat ada notif +20 masuk terus dan itu sangat ngeganggu ketika gue, surprise, hrs kerja. Agak sedih kenapa tweet itu yang viral & bkn tweet econ/manufaktur gue wkwk
Gw sama
@oikos_mcnomos
baru bikin semacam guide untuk yang tertarik lanjut S2 ilmu ekonomi. Bisa didownload di . Please feel free to give feedback and comments!
Semoga berguna👍
Kalau mau tau persepsi publik sebenarnya di luar bubble orang-orang kota yang berpendidikan tinggi, jangan buka Twitter. Coba baca comment section video-video berita di Youtube, gue agak yakin jauh lebih representatif - Twitter is a bubble.
Gimana caranya ya meng-aufklärung-kan masyarakat Indonesia dengan secepat mungkin? Menghadirkan zaman Pencerahan. Banyak permasalahan institusional yang dihadapi Indonesia itu asal usulnya ini:
Institusinya modern tp cara pikir manusianya byk yang masih mirip abad pertengahan...
Poin gue bukan *jangan mikir soal kerja samsek*, tapi have a bit more balance in your college life, lebih banyak diversifikasi. Mungkin di tahun-tahun awal bisa lebih punya waktu untuk hal lain sedangkan di tahun-tahun terakhir udah lebih job-oriented (ya gue juga)
Udah terlalu banyak orang yang merasa cara paling cepet nyari duit itu dengan bikin usaha padahal dengan jadi karyawan biasa aja bisa hidup lebih nyaman dan bisa kontribusi lebih ke pembangunan
Baru sadar kalo ternyata di industri lain selain Tech, orang ga biasa dikasih kritik jujur.
Udah kebiasaan brutal honesty sama fellow startups ahaha.
Kalo anti kritik gitu, gimana indusrrnya berkembang ya?
Ini misleading banget.
1. Klasifikasi rumah tangga tidak mampu tidak sama dengan klasifikasi RT miskin.
RT tidak mampu: RT dengan pengeluaran per bulan di bawah desil ke 4, alias 40% termiskin.
RT miskin: RT dengan pengeluaran di bawah garis kemiskinan, sekitar 10% termiskin
Propaganda pemerintah: "95 persen subsidi Solar dan 80 persen subsidi Pertalite dinikmati rumah tangga mampu".
Padahal ini standar yang dipakai pemerintah untuk membedakan "miskin" dan "mampu". Penghasilan 500 ribu pun akan disebut rumah tangga mampu.
I have some exciting personal news. I've received offers to pursue master's in economics at Columbia, Chicago, LSE, and NYU and have decided to continue my studies at the MS Quantitative Economics program at
@NYUStern
and
@ArtsandScience
"Kok Indonesia masih belum maju padahal kita kaya sumber daya alam"
Sumber daya alam kalau cuma dijual mentah ya dapetnya juga sedikit. Perlu diolah dulu baru dapet nilai tambah lebih.
Dan selama ini memang kita banyaknya jual mentah.
Waktunya lo ga tidur seharian karena lagi belajar untuk ujian bareng temen tapi ga ngerti-ngerti sampe akhirnya lo nyerah dan ke warkop dan jadinya ga belajar wkwkwk dan ga tidur juga karena minum kuku bima susu
Yang tergolong PNS itu ada guru, dokter, dosen, dsb-nya. Kayanya sangat ga apple to apple kalau pekerjaan mereka dibandingkan dengan pekerja coffee shop 😌
I feel like my father's story reflects the reality for thousands of academicians, scientists, engineers in Indonesia. The fact is, we are a country that undervalues people in the advancement and reproduction of knowledge.
Fanatisisme atas SDA itu mentalitas sisa-sisa dari zaman kolonial, karena dulu Indonesia hanya bernilai bagi penjajah karena SDA-nya. SDM-nya ga dihiraukan.
Okihita strikes again dengan opini ga berdasar. Pajak itu bukan cuma PPh, justru kontribusi dari PPN lebih gede - dan PPN ini bebannya relatif sama rata untuk semua orang (sebagai porsi dari pendapatan) dari yang paling miskin sampe yang paling kaya.
Rata-rata pekerja Indonesia tidak membayar pajak. Kontribusi PPh21 mereka adalah Rp0. (Penghasilan 4.5 juta sebulan tidak kena pajak.)
Wajar saja ketika orang-orang produktivitas-rendah itu tidak dapat pelayanan-negara. Justru, mereka adalah beban negara karena mendapat subsidi.
Unpopular opinion:
Pembangunan transportasi umum aja ga akan cukup untuk nurunin penggunaan kendaraan pribadi. Perlu ada disinsentif dalam bentuk kenaikan pajak kendaraan, tarif tol, road pricing, harga parkir dsb-nya.
Alhasil Indonesia terlalu banyak usaha kecil di sektor informal dengan produktivitas rendah yang value-addednya hanya cukup untuk subsistensi. Fokusnya harusnya skrg bukan banyakin entrepreneur, tapi bantu entrepreneur yg ada untuk scale-up
Yak inilah yang bikin tax ratio ga naik-naik 🙂
Ini juga salah satu faktor yang bikin usaha kita banyak yang informal dan susah scaling up
Distorsi dari sistem perpajakan memang perlu dikoreksi..
Fun fact, gua punya 2 PT buat ngakalin pajak krn PT utama udah masuk tarif pph 29 (20% dari profit). Lahirlah PT baru masuk tarif UMKM final 0.5%
Tax engineering =! Tax avoidance. Be smart 😉