aku tuliskan di sini.
tentang sore
yang tak sempat kusuarakan padamu:
semburat hangat
aroma kembang memikat
berpadu;
memacu waktu, juga degup
yang gemas saat cinta dan namamu gagap kuseru.
#thrfs
@filesajak
bersama jejak yang kian runcing itu, kiranya ada sebentuk taman; dengan batu-batu, yang satu pun tak ingatkan seseorang— akan geming sesuatu sejak langkah pertama kepergiannya.
sebuah lagu yang kau nyanyikan,
tak sengaja menitikkan air
dari mata anak kecil yang selalu menemaniku.
erat-erat kudekap dukanya
dalam-dalam kuhirup kesunyiannya
—supaya tak sampai menyentuh perasaanmu.
@filesajak
menatap langit malam di kotamu seraya menitip setiup doa pada angin; supaya padam sekujur demam di tubuh saat hidup dimulai sewaktu matamu kembali terbuka.
tersebar banyak hal; mudah ditemukan, dan membuatku seakan lengkap di luar sana. namun jauh dalam diri, tiada seinci keganjilan pun tak menyuarakan engkau— sebagai penggenapnya.
cinta, katamu, adalah kebenaran hidup.
tak lepas teguh hati
bersambut tebing terjal serta jurang dalam; cucuran asin gairah, atau merah darah bersimbah
—mana lebih kilau sejauh kita menempuhnya.
@filesajak
diam-diam, aku mengecap
setelah mengecup
yang manis
dari keyakinan mencintaimu
seperti pada waktu-waktu
kususuri namamu
di seluas ruas-ruas jari
seketika engkau tiba
; mendebar, lalu memelukku
dari dalam.
#sejutasajak
@filesajak
seringkali, detik-detik yang sempat membuatku menyapamu, seperti malaikat kecil; menyelamatkanku dari sehimpun kenyataan, yang bertanya: untuk apa setiap pagi mata ini kembali terbuka.
dari satu kematian ke kematian yang lain, jika separuhnya rahasia hidup perihal pulang-pergi, selebihnya mungkin pelengkap tubuh sejarah— sebelum keadilan tegak berdiri tanpa perlu kita tangisi.
#jumatpuisi
@SelarikSyair
semoga hanya angin santun; yang bertiup ke mana duka mesti terbaring, di mana cinta layak diletakkan; saat tiba masanya, tubuhku terbaca sehelai daun—melayang usai lepas tangkai.
@filesajak
tak sia-sia kugandeng tanganmu; selain mengentaskan layang-layang dari murung saat tiba musim angin, lembut telapaknya pun menyelamatkanku dari malang sebuah musim jauh yang kian asing.
#puisikangambar
@PelangiPuisi
setiap mengira perjumpaan kita telah selesai, ciuman terakhirmu yang menyisakan sepi selalu mengajariku menjadikannya batu pertama, bagi sebuah ruang: di mana jengkal demi jengkal kesunyianku kemudian berkiblat.
#sajakcinta
@filesajak
@yo2thok
biar paham: perbedaan akidah, bahkan perbedaan keyakinan sekalipun, nggak semestinya jadi alasan buat menutup mata atas tindak kejahatan perang.
dari stasiun ke stasiun, setiap kereta tumpanganku mengantar rahasia dalam sebuah putaran waktu; sedemikian baik, seiring doamu. namun, dari sekian tempat yang dilalui, hanya kota dalam degup jantungmu yang memenangkan perhatianku.
@SelarikSyair
teranglah yang semula hanya deru di keheningan. tetapi cinta tetaplah laut— tiada cukup bagi mata, menjengkal kedalaman sebatas memandang gelombangnya.
#jumatpuisi
@SelarikSyair
kecilkan apinya, sayang. di sesaat masa tenang ini, patut kita ingat kebenaran-kebenaran yang datang terlambat.
sebab setelah bergantinya musim, rintihan gigil kita, tak mengubah abu kembali kayu; saat dingin hujan menggila.
#puisiambyar
@PemetikAksara
ingin selalu ada, sebagai apa pun; di matamu
tapi perjalanan hidup
pelajaran yang menuntunku
agar mencintaimu dengan langkah yang baik,
dan sewajarnya.
@PemetikAksara
jauh langkahmu rupa pelan senja terbenam, yang acapkali menyepuh tabahku lewat hangat asap; ketika malam jatuh, menyentuh ingatan akan warna dan cahaya.
#matasenja
@MataPuisi
sebab sewaktu-waktu; mudah, bahkan bagi silir angin memadamkannya, di hadapan sepucuk api yang meredup, kupelankan setiap hembus napas agar nyalanya terjaga.
@filesajak
adalah pada kelipmu:
semesta seolah memaku mataku,
sejenak lebih lama
dari semua;
yang tampak entah jumlahnya.
ya bintang, jika kebetulan itu ada,
adakah yang semaut kau?
@PelangiPuisi
senyum yang terlahir dari bibir ini, bukan lagi berasal dari sebagian bahagiamu yang sengaja kupinta. ia terilhami sejumlah dahan yang dijanjikan tumbuh seusai patah.
@PelangiPuisi
pinus-pinus yang berulang ditakik itu
menyimpan ketabahan
yang tak bisa kita pinjam, kekasih
tetapi sejalan cinta: sirnalah dendam
pada yang kian dalam mengakar
—merangkai teduh
dengan hijau yang kedap dari musim gugur.
#KuisSS
@SelarikSyair
seteduh cahaya bulan beriring kelip bintang mempertegas basah jalanan serta daun-daun selepas hujan. dari jendela kamar, begitulah suatu malam menghadirkanmu.
#puisipendek
@PelangiPuisi
jauh sebelum kerap kaubetulkan letak tidurku, harum yang memenuhi kamar ini mulanya benih sewaktu matamu mekar bunga. lalu angin mengalir pelan menaburnya ke jantungku.
#sajakcinta
@filesajak
bungkukkan badan sewajarnya, di hadapan sesama, sebagai tanda penghormatan.
sujudkan kepala seisinya; meluhurkan keyakinan dalam dada, di hadapan tuhan, sebagai wujud penghambaan.
kerinduan ini, sejalan musim-musim yang berpusar dari balik matamu; dengan rahasia keindahan, yang tak ingin tanganku membenarkannya sebagai kesedihan.
#jumatpuisi
@SelarikSyair