![Fahmi Aziz Profile](https://pbs.twimg.com/profile_images/1796481480363036672/RPR35cOk_x96.jpg)
Fahmi Aziz
@azizfn_
Followers
474
Following
5K
Statuses
20K
Lagian maksa banget pake is buat turnamen diluar asean 🤣
0
0
0
RT @bandungfootball: Since last "reshuffle" happened at the club management, communication-wise, it's far much better right now between bot…
0
51
0
FYI desertasi kiayi aqil ini bagus banget, tpi skrng bertolak belakang sama pemikiran dan kelakuannya.
Ketika PBNU Melacurkan Agama Islam Di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya menganut sebuah agama, terdapat cerita-cerita menjijikkan tentang bagaimana agama dilacurkan, bahkan oleh orang-orang yang disebut sebagai “Pemuka Agama”. Nah, esai kali ini akan berfokus kepada organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama, yang semakin hari justru semakin mendegradasi rasa kepercayaan masyarakat Indonesia, hanya karena ulah “oknum” petingginya. Bayangkan, ormas keagamaan terbesar ini, rela membenarkan kebijakan rezim penguasa yang justru merugikan kaum kecil. Salah satu fakta yang terjadi ialah, ketika Said Aqil Siradj mendukung PSN PIK 2, bahkan dengan senonohnya berkata bahwa, “Jika ada tanah yang terlantar dan dibiarkan saja tanpa upaya, kita bisa berdosa.” Dalam perspektif yang tydack populer, mungkin maksudnya yaitu jika ada tanah yang terlantar (berpotensi mendatangkan manfaat) tapi tidak dimaksimalkan, maka kita akan berdosa. Namun yang menjadi permasalahan ialah, Said Aqil berbicara tentang PSN PIK 2 di mana, proses pembuatan kebijakannya tidak transparan bahkan merugikan masyarakat sekitar yang terdampak. Melalui esai ini, saya bermaksud menyindir petinggi PNU yang rela melacurkan agama demi membela rezim penguasa, sehingga menyebabkan masyarakat semakin “terkotak-kotak”. Mereka yang menjadikan pemuka agama sebagai panutan, akan menjadi semakin bingung karena adanya polarisasi yang terjadi di tubuh NU sendiri. -Sebuah Esai-
0
0
0
@nocontextpersib @persib Bejakeun weh panto 13 bisa tembus langsung ka zagreb, geus asup tuluy tulakan.
0
0
0