Mau ngabarin. Yang lagi nyari co-working space, boleh banget mampir nyobain kerja di kantor A Team. Now we have co-working space open for public!!! Ada co-working space, ruang podcast, studio foto & video, ruang dapur buat shooting, event space, rooftop, bahkan di sini kita nyediain PS4 & Nintendo Switch buat yang mau break pas kerja. Daerah di Kemang Raya ya. Ada di Google Map: ATEAM MANAGEMENT Gimana cara bookingnya? Contact: 0812-9157-6217

HUAHAHAHA seru banget ih org ngeluh panas jadi disambung-sambungin sama pemilu btw ngarang bgt ih 😭😭😭🙏🏼🙏🏼🙏🏼 kamu pasti hidupnya seru bgt deh

Main dimana-mana donggg. Tapi belum pernah Kak ke stadion “Indour” nih… rekomendasi boleh?

RT @tenxi___: Awkarin birthday party 🌪️

Tentunya satu tweet ini belum bisa menjawab pertanyaan gue, akhirnya gue research lagi. Dari yang gue baca, efek samping konsumsi pencahar yang gue rasain ini, dalam jangka panjang bisa bikin usus lumpuh. Ini bener-bener ditulis di penelitian. Gue ga abis pikir, kenapa gue bisa merasakan efek samping jati cina, disaat BPOM udah melarang perggunaannya ke produk makanan & minuman. Ini hukumnya udah jelas-jelas tertulis loh. Tapi, kenapa kalian tetep tega bohongin masyarakat Indonesia hanya demi keuntungan semata? Buat yang udah baca tweet ini, please, please be careful dengan apa yang kalian beli dan konsumsi, reserach bener-bener tentang apapun yang kalian masukkin ke badan kalian... Semoga dari sharing ini, kita semua bisa lebih hati-hati ya...

RT @fraviato: Remote working ngga kek begini ya ges, jangan ditiru. Ini namanya inappropriate alias ga sopan. Kalo ada meeting ya usahakan…

Cipete mati lampu ya 🫵🏼😭

Travel essentials-ku. Kalo kalian, gabisa pergi tanpa apa aja?

Singapura dapet banyak pujian dari Swifties yang selesai nonton konser Taylor Swift di sana. Walaupun didatengin sama ratusan ribu orang yang nonton konser, selesainya mereka bisa bergerak rapi, stasiun MRT-nya gak kepenuhan, gak ada yang kacau, semua aman terkendali. Crowd management kelas dunia banget. Ada satu orang turis dari luar negeri yang bilang dari selesai nonton konser dia bisa sampe di hotel tempat dia nginep kurang dari satu jam aja. *** Ngebuat suatu acara konser di negara maju emang gak bisa dilakukan secara asal-asalan. Bahkan, mereka biasanya ngikutin aturan promotor dunia yang nentuin tempat dan ngejalin kerja sama bareng seluruh transportasi dan infrastruktur di berbagai kota besar. Salah satu contohnya adalah AEG, sebuah organisasi yang langganan menggelar event di berbagai belahan dunia. Mereka punya akses ke banyak gedung besar, alat transportasi, kebersihan, keamanan, dan banyak lagi kebutuhan konser. Kalo ada suatu acara di sebuah negara yang dihelat sama sebuah sponsor yang kelasnya seperti AEG, dia biasanya punya standar bahwa crowd management dan keamanannya bisa dijamin. Mungkin gak ada salahnya kalo Indonesia mulai kerja sama bareng promotor besar dunia sekelas itu. Mungkin banget ini berpotensi munculin masalah, karena promotor besar biasanya butuh akses detil ke sebuah kota. Mulai dari gimana keamanannya, kebersihannya, sampai akses dan infrastruktur transportasinya. Ngomongin soal infrastruktur, tau gak kamu gimana cara menilai sebuah kota yang punya infrastruktur yang bener dan bagus? Kamu bisa ngeliat gimana kota itu mendatangkan massa besar, misalnya sebanyak seratus ribu orang dalam sebuah acara, tapi gak jadi bikin macet dan acaranya berjalan aman. Kapan kira-kira menurut kamu Indonesia, atau minimal Jakarta dulu deh, bisa begitu?

Sebagian dari kita mungkin pernah ngerasain kegiatan yang namanya sahur on the road, atau makan sahur bareng di jalanan, yang biasanya dibarengin sama bagi-bagi makanan sahur ke orang-orang di jalanan. Kegiatan ini sekarang dilarang polisi, seenggaknya di beberapa kota, karena sahur on the road dinilai meresahkan warga akibat sering diisi sama kebut-kebutan kendaraan, tawuran, dan sampah yang gak diberesin. Ngejalanin suatu ibadah tentunya gak bisa terlepas dari manfaatnya. Begitu juga sama sahur, suatu kegiatan yang merupakan bagian dari ibadah puasa. Di beberapa lingkungan pergaulan atau budaya, ada kegiatan sahur on the road. Sahur yang begini sering ngelibatin banyak orang untuk sahur bareng rame-rame di jalanan. Awalnya niat sahur ini bagus, diadain supaya silaturahmi terjaga dan sosialisasi ibadah terjadi. Tapi, akhir-akhir ini banyak orang yang merasa terganggu sama sahur on the road. Pertama, sahur ini sering dikaitin sama kegiatan yang gak positif, seperti kebut-kebutan di jalan bahkan sampai terjadi tawuran. Kedua, sahur on the road ini ngebuat warga yang aslinya bener-bener mau sahur dengan bener malah jadi keganggu. Mulai dari jadi padatnya antrian makan di suatu tempat, sampai sampah yang gak diberesin setelah sahur on the road selesai. Kegiatan sahur on the road di beberapa kota akhirnya dilarang sama polisi. Setuju gak kamu kalo kegiatan ini dilarang? Lalu, baguskah niat jalanin ibadah agama kalo jadinya malah mengganggu orang lain?

Selamat buka puasa buat semua yang berpuasa hari ini 😇

Ilmu kedokteran dan keahlian para dokter di seluruh dunia udah maju banget. Kemarin, ada berita yang cukup buat heboh karena seorang pelukis India yang udah gak punya tangan, nerima donor tangan dari orang lain dan tangan donasi itu sukses disambung ke badannya. Banyak yang heran gimana caranya dokternya bisa melakukan itu, karena badan manusia jadi udah kayak mainan aja bisa dilepas-pasang. Kejadian itu mungkin adalah suatu bentuk kehebatan dunia kedokteran modern. Yang masih dipertanyakan adalah gimana tangan ini kesambung sama otak, di mana otak kita yang jadi pusat perintah dari semuanya. Otak manusia kan terdiri dari banyak saraf yang dialirin sama sinyal seperti listrik untuk ngasih perintah dari satu saraf ke saraf lainnya. Bisa gak sih manusia ngubah saluran saraf dan elektriknya ke dalam organ baru dari orang lain? Mungkin itu bisa aja, tapi bisa jadi gak akan sesempurna organ asli yang penerimanya punya sejak lahir. Walaupun begitu, keberhasilan operasi ini perlu diapresiasi. Pertanyaan berikutnya adalah masalah etika dan norma, seandainya di masa depan kita mau gak cuma mengandalkan donor organ. Boleh gak sih organ manusia diganti sama teknologi? Misalnya tangan kita gak ada, dan kita mau sambung sama tangan buatan yang terbuat dari logam dan mesin. Kalo memang organ buatan nanti lebih membantu daripada organ asli, bolehkah manusia ngeganti itu?

Ilmu kedokteran dan keahlian para dokter di seluruh dunia udah maju banget. Kemarin, ada berita yang cukup buat heboh karena seorang pelukis India yang udah gak punya tangan, nerima donor tangan dari orang lain dan tangan donasi itu sukses disambung ke badannya. Banyak yang heran gimana caranya dokternya bisa melakukan itu, karena badan manusia jadi udah kayak mainan aja bisa dilepas-pasang. Kejadian itu mungkin adalah suatu bentuk kehebatan dunia kedokteran modern. Yang masih dipertanyakan adalah gimana tangan ini kesambung sama otak, di mana otak kita yang jadi pusat perintah dari semuanya. Otak manusia kan terdiri dari banyak saraf yang dialirin sama sinyal seperti listrik untuk ngasih perintah dari satu saraf ke saraf lainnya. Bisa gak sih manusia ngubah saluran saraf dan elektriknya ke dalam organ baru dari orang lain? Mungkin itu bisa aja, tapi bisa jadi gak akan sesempurna organ asli yang penerimanya punya sejak lahir. Walaupun begitu, keberhasilan operasi ini perlu diapresiasi. Pertanyaan berikutnya adalah masalah etika dan norma, seandainya di masa depan kita mau gak cuma mengandalkan donor organ. Boleh gak sih organ manusia diganti sama teknologi? Misalnya tangan kita gak ada, dan kita mau sambung sama tangan buatan yang terbuat dari logam dan mesin. Kalo memang organ buatan nanti lebih membantu daripada organ asli, bolehkah manusia ngeganti itu?

Taylor Swift bukan seorang musisi kecil. Tahun lalu, dia dinobatkan sama TIME Magazine sebagai Person of the Year karena kontribusinya buat banyak orang. Fansnya ada banyak banget, kesebar di mana-mana di seluruh dunia. Ngedatengin dia untuk konser di suatu negara akan ngebawa banyak efek positif tambahan buat negara itu, makanya ada satu negara tetangga kita yang ngelobi dan berhasil mengkontrak Taylor Swift untuk gak konser di negara lain di Asia Tenggara selain di sana. *** Pemerintah Singapore membayar mahal Taylor Swift supaya dia gak konser di negara lain di Asia Tenggara. Mungkin banget ini tujuannya supaya ekonomi dan nama Singapore semakin terkenal. Para Swifties di Asia Tenggara mau gak mau harus ke Singapore kalo mau nonton konser Taylor Swift. Secara teknis, kayaknya sih ada dua kemungkinan. Pertama, pemerintah Singapore ngebayar jadwal kosong Taylor Swift di Asia Tenggara jadinya dia gak pake limpahan waktu kosongnya buat buka jadwal konser di negara tetangga. Kedua, Taylor Swift ditambah jadwal konsernya di Singapore. Kayaknya sih Singapore memilih yang kedua, di mana jadwal konser Taylor Swift di Singapore sampai enam kali. Sebenarnya kasus kayak gini itu gak aneh. Dulu, grup musik U2 sering tampil di sebuah tempat yang sama bahkan sampai dua belas kali, misalnya waktu itu di New York. Ini terjadi karena penduduk New York yang padat adalah penggemar U2. Gak aneh kalo musisi yang lagi naik seperti Taylor Swift tampil sampai enam kali untuk kawasan sebesar Asia Tenggara. Mungkin di Indonesia belum pernah ada musisi konser sampai 12 kali di satu tempat berhari-hari. Atau mungkin lebih tepatnya, "Seorang musisi akhirnya ada yang konser enam hari di satu negara di Asia Tenggara." Untuk pecinta musik, kayaknya udah pada tau kalo ini bukan masalah buat Singapore. Ini pertanda baik bahwa industri musik dan konser Asia Tenggara mulai jadi sebesar negara maju lainnya.

Semalam, dua raksasa social media Facebook dan Instagram sempet down beberapa jam. Jutaan penggunanya di seluruh dunia rame berkomentar tentang situasi itu di beberapa platform social media lain. Sebagai beberapa social media yang punya jumlah pengguna terbanyak di dunia, Facebook dan Instagram cukup berpengaruh untuk kehidupan banyak orang. Seberapa besar sih dampaknya kalo dua social media ini down? *** Total pengguna Instagram adalah 1,3 milyar orang di dunia dan jumlah pengguna Indonesia menduduki urutan keempat. Facebook yang juga down pun jumlah penggunanya gak terlalu jauh. Rata-rata penggunanya gak bisa akses akun mereka. Buat sebagian orang yang kecanduan sama Instagram atau Facebook, jelas ini rasanya ngeselin. Tapi, mungkin yang ngerasa lebih kesel lagi adalah akun-akun yang cari uang lewat Instagram. Walaupun cuma beberapa jam, gak bisa diaksesnya Instagram berpengaruh ke banyak hal di dunia ini. Jumlah akun yang jualan di Instagram menurut Instagram sendiri totalnya ada 200 juta akun. Bayangin, berapa banyak pedagang yang jadi gak bisa jualan. Kalo Indonesia punya 90 juta pengguna Instagram misalnya, di mana rata-rata di dunia ada 16% akun jualan, secara kasar ada 14,5 juta pedagang di Indonesia yang gak bisa buka lapak jualan dan promosi. Kalo rata-rata terjelek satu akun bisa dapet omzet jualan 100 ribu rupiah, kerugian sehari bisa 1 triliun rupiah lebih untuk Indonesia, cuma karena Instagram dan Facebook down. Secara kasar mungkin itu sepersepuluh dari total ekspor Indonesia ke luar negeri. Itu cuma pengandaian dan hitungan kasar aja sih. Tapi seenggaknya bisa dibayangin gimana dunia akan berubah dari segi kebiasaan, aspek sosial, perilaku, sama perputaran ekonominya kalo dua raksasa social media itu down selamanya.

Kalo kita hidup di negara barat, kayaknya buat dapetin makanan halal itu susah. Faktornya banyak, mulai dari bahan makanan haram yang menurut mereka biasa, sampai alat masak dan tata cara pengolahan bahan makanannya. Kalo satu restoran di sana pake bahan makanan haram, kemungkinan besar mereka pake alat yang sama, jadinya semua makanannya jadi haram juga. Cukup rumit ya keliatannya buat cari makan aja. Lalu gimana cara orang Islam yang tinggal di negara barat tau apakah makanannya halal? Biasanya mereka cari rumah makan yang koki atau chefnya berasal dari negara Islam, misalnya Bangladesh, Pakistan, Arab, dan sebagainya, karena di negara barat kebanyakan gak dikasih tau mana yang haram dan halal. Nah, gimana sama di Indonesia? Permasalahan ini cukup aneh karena di Indonesia yang dikasih label adalah rumah makan yang halal. Rumah makan di Indonesia itu mayoritasnya halal, jadinya cukup rumit karena institusi yang berwenang gak akan mampu kasih label halal ke semuanya. Padahal yang gak ada label halal juga belum tentu haram. Gimanapun juga, usaha diri sendiri itu lebih penting dibandingkan stempel label. Kita bisa nanya atau ngeliat tanda-tanda sekitar. Kalo dirasa makanannya aman, kita bisa makan; kalo kayaknya enggak, ya silakan pindah. Usaha untuk gak makan makanan yang kamu gak suka dan dilarang itu lebih baik dibandingkan nuntut orang untuk ngasih tau mana yang halal dan haram. Gak nutup kemungkinan suatu saat nanti kamu akan hidup di negara barat yang gak ada tulisan atau label halal haramnya. Jadi, gak perlu marah-marah, usaha aja. Kalo ternyata makanan haramnya telanjur kemakan ya gak perlu marah-marah.

Kemarin ada cerita pilu yang dishare sama pasangan asal Spanyol yang lagi jalan-jalan keliling dunia, dan baru aja masuk ke India. Mereka berdua dirampok, trus yang cowok digebukin, sementara yang cewek diperkosa sama 7 orang. Cerita ini bikin heboh timeline, sampe ada satu netizen yang ngajak semua orang buat gak ke India karena semenakutkan itu ke sana, terutama di daerah pedalamannya. Udah banyak banget kasus pemerkosaan di sana. *** Di India, ada gap yang tinggi hampir di semua bagian di antara pedalaman dan perkotaan. Pendidikan di sana punya gap besar. Begitu juga sama ekonominya. Dampaknya dari perbedaan besar ini jadi ke mana-mana, termasuk budaya tentang gimana memperlakukan laki-laki dan perempuan. Sekarang, orang dari pedalaman yang punya budaya kolot patriarki udah mulai bergeser pindah ke perkotaan. Walaupun di kota budaya patriarki juga masih ada, tapi pendidikan di situ berhasil mereduksi jumlahnya. Perkosaan sadis berkali-kali terjadi di India, biasanya karena perempuan dianggap punya derajat lebih rendah dari laki-laki. Ada rasa arogan dari laki-laki di sana bahwa perempuan itu makhluk rewel tapi sok kuat. Perempuan adalah makhluk yang selalu salah dan dipersalahkan, jadinya sering banget perempuan yang dituduh merangsang untuk diperkosa. Beberapa korban dari kasus perkosaan di India adalah perempuan yang berpendidikan dan perempuan dari negara lain yang dipersepsiin sebagai perempuan mandiri. Memperkosa jadi sebuah cara buat laki-laki di sana buat nunjukin keperkasaannya. Walaupun gak selalu, tapi biasanya di daerah yang pelecehan ke perempuannya tinggi muncul karena sebuah budaya yang bernama patriarki. Sayangnya, budaya ini muncul dari budaya kolot di pinggir kota yang gak kesentuh pendidikan. Kamu punya pengalaman yang serupa waktu jalan-jalan ke India? Atau justru pengalaman kamu malah sebaliknya?

MK baru aja umumin keputusannya untuk menghapus batas minimal 4% suara partai untuk kadernya bisa jadi anggota legislatif di pemerintahan, untuk berlaku di Pemilu 2029. Ini artinya, kalo ada satu caleg yang dapet suara banyak di dapilnya, tapi suara partainya gak sampe 4%, dia tetep bisa masuk Senayan. Rasanya ini bagus dan sebuah kemajuan buat demokrasi kita, karena individu bagus jadi gak harus masuk partai besar dulu kalo mau berkontribusi buat rakyat. *** Pertanyaan besar dari yang menyusun threshold 4% adalah, gimana kalo ternyata banyak pendapat dalam parlemen, karena di parlemen ada banyak partai yang suaranya di bawah 4%. Bayangin misalnya di Pemilu sekarang aja. Ada 18 partai yang jadi peserta pemilu nasional yang mungkin banget bisa masuk parlemen. Akan ada banyak partai yang punya pendapatnya sendiri dan bisa menentang pemerintah. Tapi, baru aja MK mengizinkan batas minimal suara 4% dihapus. Apa sih dampaknya? Ya jelas, suara rakyat jadi banyak yang bisa terjaring maksimal. Contohnya, mungkin rakyat suka sama salah satu calon dari partai kecil, jadi calon ini banyak pemilihnya. Biarin aja sebuah partai kecil cuma dapetin satu kursi, karena memang rakyat yang minta. Rakyat sebagai tuan dan nyonya di negara ini bisa menentukan siapapun yang mereka suka, gak perlu terpatok sama partai besar saja. Kalau ketakutan tentang dinamika politik yang tersendat, biarin aja itu dinamika politik yang kita cari solusinya sama-sama. Beberapa partai kecil yang jadi oposisi itu gak masalah, kalo memang rakyat yang menghendaki. Seenggaknya sekarang, rakyat punya angin segar bahwa suara minoritas pun bisa dihitung dan bermanfaat. Toh kita yang punya suara kan? Kenapa pilihan kita harus dibatasi? Ini adalah sebuah kemajuan, walaupun baru bisa kita nikmati di Pemilu 2029.