Arif Anindita
@arifanindita_
Followers
724
Following
323
Media
16
Statuses
479
PhD Student @ecoInsubria | Visited @UNavarra | Postdoctoral Research Fellow @unimib | Interested in education, development, and family
Varese, Lombardy
Joined December 2018
Jelek amat paper yang dikutip. Validitas hasilnya sangat dipertanyakan. Bilang pake metode X, tapi validitasnya gak diuji. Coba lagi bos buat nyari kutipan paper yang lebih oke. Nice try, tapi belajar lagi yang lebih serius, minimal biar bisa milih paper rujukan.
jadi dari berbagai Sumber yang gue pelajari dan teliti, menunjukan bahwa kenaikan upah minimum dapat mendorong pekerja dan perusahaan untuk beralih ke sektor formal.
117
121
1K
Pesan utama saya dari twit ini:. Sebagai edukator, apalagi yang pendapatnya bisa mempengaruhi banyak orang, mohon menggunakan paper yang legit untuk mendukung argumennya. Di Ilmu Ekonomi, kita punya standar ketat untuk mengkonfirmasi temuan kita. (1/2).
Jelek amat paper yang dikutip. Validitas hasilnya sangat dipertanyakan. Bilang pake metode X, tapi validitasnya gak diuji. Coba lagi bos buat nyari kutipan paper yang lebih oke. Nice try, tapi belajar lagi yang lebih serius, minimal biar bisa milih paper rujukan.
8
98
583
LOL dikira cuma SS. Saya sudah baca paper komplitnya. Dan tetap, hasilnya sangat meragukan. Itu "model" yang dipakai buat estimasi apa, dan apakah diuji validitasnya?. Fokus ke twit saya, saya tidak bahas soal PPN-nya, tapi soal paper yang dikutip.
Itu alasan kenapa jadi salah satu rujukan tesis saya dan emang ditulis sama orang yang kredibel. Anda punya pendapat berbeda? Itu hak anda @arifanindita_ . menghakimi sebuah paper jelek cuma dari potongan SS tanpa tahu siapa yang menulis, tentu sebuah hal buruk dari seorang phd.
19
32
308
@OzanHusein Asumsi difference in spatial difference. Author hanya menyebutkan menggunakan itu saja. Tapi tidak menguji validitasnya. Menggunakan fancy econometrics model belum tentu menghasilkan hasil yang valid. Makanya di paper2 bagus, selalu ada diskusi mengenai asumsi dan validitasnya.
4
30
286
@irwndfrry Sama-sama mas ferry. Terima kasih juga, karena kerameannya, semoga orang2 yang mengikuti bahasannya bisa mulai kritis memilah2 paper dan referensi. Semangat untuk menyusun tesis dan ngontennya. Semangat untuk tidak berhenti belajar. ๐๐๐.
3
2
113
@irwndfrry Well, it is not my field. Tapi scrolling bentar, ini ada paper menarik pake case Hungary: Bahkan paper yang dikutip di paper tersebut, Magruder, 2013 (JDE) tetap ada robustness check. Untuk memastikan bahwa hasilnya valid.
3
11
90
@irwndfrry Siap mas ferry. Feel free kalau mau ngontak. Kalau panjann dan butuh respon cepet, lebih enak by email. Karena jarang buka twitter juga. Siap. Nanti difotokan kalau ke turin. ๐ซก๐ซก๐ซก.
5
2
73
@irwndfrry Alasannya:.- Penjelasan lebih komprehensif.- hasil yang disajikan diuji benar validitasnya. Case dif-in-spat-diff, asumsinya: "omitted variable bias similar across regions of space" (magruder, 2013). Kurniawati tdk melakukannya. Hanya melakukan robustness dengan indikator lain.
3
18
71
Karena gagal terus buat reply, ini saya quote aja:.Siapapun itu, tidak menegasikan kalau validitas hasilnya sangat meragukan. Awalnya saya skeptis cuma lihat SSnya, tapi pas beneran baca isinya, saya makin ragu dengan hasilnya.
paper yang ada bilang jelek itu adalah karya seorang peneliti BRIN saat mengambil program pasca sarjana UI. Paper ini memuat indikasi tentang model pasar tenaga kerja monopsony di pulau Jawa dan ini sejalan dengan penelitian Magruder sebelumnya
0
9
69
@irwndfrry Hah? Siapa yang bilang tidak membaca penuh papernya?. Bukan field saya bukan berarti saya tidak membaca papernya. -__-. Pesan saya sih belajar lebih serius lagi econometricsnya. Minimal, agar tahu paper mana yang bagus apa enggak untuk dijadikan rujukan.
5
1
60
Ini poin saya kalau paper yang dijadiin kutipan jelek. Dah sekian.
@irwndfrry Alasannya:.- Penjelasan lebih komprehensif.- hasil yang disajikan diuji benar validitasnya. Case dif-in-spat-diff, asumsinya: "omitted variable bias similar across regions of space" (magruder, 2013). Kurniawati tdk melakukannya. Hanya melakukan robustness dengan indikator lain.
3
9
54
@irwndfrry Yang mana, tidak cukup untuk memastikan bahwa hasil statistiknya valid. "Diuji benar" bukan berarti validitasnya benar, tapi bener2 menguji supaya hasilnya bisa dianggap atau mendekati valid.
1
3
36
@irwndfrry Yes. Karena sangat meragukan hasilnya, makanya saya bilang jelek untuk dijadikan kutipan.
1
1
29
@irwndfrry I know. Itu kenapa saya gak ikut bahas substansi diskusinya. Saya bahasnya kualitas paper yang jadi rujukan. -__-.
2
1
27
Banyak orang salah, menganggap bahwa 1+1=2 adalah hal yang pasti benar, tapi lupa itu pun ada asumsinya. Kalau belajarnya bener harusnya tahu 1+1=2 itu benar pake asumsi apa. Di social science, banyak asumsinya. Dan harus sadar bahwa penjelasannya terbatas dalam asumsi tertentu.
Gue pernah bikin hipotesis pribadi soal ini, bedanya orang sains sama soshum. Standar kebenaran orang saintifik tuh kan โbenar atau salahโ kaya di 1+1=2, sedangkan orang soshum tuh abu-abu, metricsnya bisa kestabilan, efektivitas, dll. Somehow makanya orang sains tuh kaku, dan-.
0
2
23
Ini menyesatkan ya adik adik.
Cara ke kampus luar negeri.1. Pilih satu dua kampus atau berapapun.2. Buka Scopus.3. Cari artikel dan batasi hanya untuk artikel yang dipublish author dari kampus impian kalian.4. Baca seluruh artikelnya.5. Email author dan nyatakan pujian serta ketertarikan. LoA menunggu kalian.
1
0
21
@yuusha01_a 1. Belajar yang serius, dan tidak berhenti belajar. 2. Baca paper di jurnal top, ini akan membiasakan kita ikut standarnya. 3. Diskusikan paper yang dibaca. 4. Selalu skeptis, bahkan sama temuan kita sendiri. 5. Lakukan penelitian yg berkualitas. Penelitian bagus -> paper bagus.
3
3
15
I am happy to announce that after a very long bureaucratic process ๐
, I will join @unimib next month as a postdoctoral research fellow. I will work on the impact of vocational education training reform on labor market outcomes and family formation in Italy.๐ฅ.
9
2
15
@irwndfrry Ini saya tambahkan bahwa tidak ada robustness check untuk membuktikan bahwa asumai estimasinya berlaku. Ganti indikator =/= asumsinya valid.
1
2
15
@irwndfrry Field of interest. Field saya family economics, bukan taxation dan labor. Jadi, saya gak familiar dengan literatur minimum wage, pajak, dan employment.
1
0
14
Saya mau kasih insight 2 hal:.1. Dosen kadang gak bisa ngatur ekspektasi. Ini level skripsi, bukan disertasi. 2. Mahasiswa banyak yang belum siap ngerjain skripsi. Ini kumulatif karena waktu kuliah tidak serius atau dosennya gak jelas ketika menjelaskan, terutama soal metode.
mnrt gw >50% dosen di indo tuh ga ready ngebimbing sih. I mean like, gmn caranya kita minta bimbingan dr source of the problem? ๐ซฃ.
0
2
12
Next week, I will present my job market paper about the effect of education expansion program on interfaith marriage. For those who are interested, you can join the presentation by joining online.
Anindita Arif (@arifanindita_) presenting "Education, Religious Segregation and Interfaith Marriage" as part of a series of Internal Seminars coordinated by Daniela Sonedda (@d_sonedda) and Andrea Vezzulli (@andrea_vezzulli), 28/11, 12:30-13:30.
5
2
13
Bangun pagi-pagi cek twitter eh ada tagar yang baru trending tuh #RapiaKesetanan M=R, Tanan=hatan. Dasar negeri para BuzzeRP. Yang dibahas? Tentu klaim obat yang kemaren ditolak BPOM. Apapun masalahnya, BuzzeRP solusinya ๐๐๐.
2
8
11
Betul. Gratis, tis, tis. Kecuali mau buka OAnya. Yang bayar biasanya ya yang predator atau yang semi-predator (setahun bisa bikin ratusan special issue dengan kualitas jelek). Top journal kadang bayar. Itu pun nominalnya gak besar. Biasanya buat ngasih filter "sadar diri".
Banyak banget peneliti/akademisi lokal yang mengira buat publish ke jurnal terindex internasional itu harus bayar. Sebagian besar yang harus bayar itu justru jurnal predator. Buat publish di sebagian besar jurnal terindex adalah GRATIS, kecuali mau nebus open access-nya.
2
2
11
@HRNTRM Yes. Memang masih banyak yang belum tahu bahwa paper yang publish bisa dikritik. Dan yang terpenting, bisa jadi pembelajaran cari rujukan yang serius. Tidak hanya mengutip paper yang udah publish. Apalagi untuk perdebatan yang bisa menggiring opini publik. Harus lebih hati2.
1
1
11
Meet my two amazing thesis supervisors. Prof. @roby_nistico and Dr. @MatteaStein. Ask them to supervise me is the best decision I made during my master. I hope we will be still in contact and continue our collaboration work after my master.
1
0
8
@capekbangetdong @Hilihisasi @irwndfrry Karena memang akun profesional. Akademik di econ interaksi medsosnya lewat twitter.
1
0
7
@enchromaaa @irwndfrry Bisa menerapkan hal yang mirip sama yang dilakukan oleh Magruder (2013), bisa ngecek possible confounding factors. Magruder (2013 ngasih contoh jelas, gimana berusaha bilang bahwa hasil estimasinya valid. Walaupun pasti selalu ada kritik. Tapi minimal, berusaha dibuktikan.
2
0
7
Tomorrow, I will discuss my paper about the impact of the Jakarta Sekolah Kolaborasi program. Online: 12.00 CET, 18.00 WIB.
TOMORROW (27 November): AYEW Education Economics Workshop! . Join us at 11:00am GMT to listen to @arifanindita_ (@unimib), Oumar Ben Salha (@unibs_official) and @raulmleonp (@HarrisPolicy) . Sign up for Zoom details:
2
1
7
@yuusha01_a Ini udah start dan modal yang sangat oke. Mau belajar. Dikuatkan materinya dulu, pengetahuan teori, statistik, dll. Jangan dipaksakan nulis paper dulu. Nikmati proses belajarnya, you will be there. Good luck ๐๐๐.
0
0
6
@irwndfrry Rujukan paper pembanding ini berarti bukan indikator saya membaca papernya ya. Gak apa minimal saya baca 2 paper full baru. Satu paper oke ini:. Satunya paper tadi yang validitasnya sangat diragukan.
0
1
6
@AnggaPutraF @chocochipsfloat Halo pak, kapan mampir san siro? Udah lama gak bertemu ๐๐๐.
2
0
6
@GuobaNation I did my master in Naples, Italy (2 years). Expenses without scholarship: โฌ300 tuition fee + โฌ12000 living cost + โฌ1000 flight = โฌ13300 = 200jtan. Better than online, especially for the experience.
0
0
5
Struktur anggaran 2021 mengindikasikan pemerintah lebih memiliki preferensi ke mana. Bangun Infrastruktur > Vaksin Gratis. Saya semakin tidak bisa mempercayai pemerintah untuk mengelola krisis. Tidak tahu prioritas.
@anshory72 @sociotalker Untuk nyawa manusia kikir, untuk infrastruktur jor-joran. Tahun 2019, GNI per kapita Mesir $2.690, cuma 2/3 Indonesia yg sebesar $4.0550. Bukan infrastuktur yang adil dan beradab kan?
0
1
5
Saya cinta mati sama matematika, tapi sadar saya gak sebagus itu buat jadi mathematician. Yaudah ambil econ aja yang lebih intuitif mathnya. Walaupun menyesal juga pada akhirnya karena gak ambil S1 math.
Penasaran, teman2 dulu kenapa memilih daftar jurusan X di kampus? (bisa juga share kenapa tertarik dengan kampus tsb?). Dengan pertimbangan2 apa seorang anak SMA menentukan tertarik pada bidang X? Penasaran dengan ceritanya :).
0
0
5
Beberapa teman yang kerja di sektor privat bilang kalau lebih murah bikin unit khusus dibanding bayar mahal untuk konsultan yang insight mereka kasih sebenernya internal juga sudah tahu.
Denger dari temen-temen di consultancy lagi downturn, project maupun team pada dicut, baik di Big4 maupun MBB. Demand untuk profesional services berkurang, kenapa kira-kira?
1
1
2
Couldn't agree more. Two chapters of my dissertation are based on my experience as a policy analyst. My job market paper is even more personal. Inspired by my failed romantic relationship.
also true in dev econ. even if you don't run field experiments, you should have experience of the contexts and programs that you write about. people think "what could spending 1 week talking to people in-country really teach me?" answer is, a fuck of a lot more than not doing it.
1
0
4
Policy makers have to read this paper: My paper also shows BSM households invest to child education more than the benefit from the transfer:. We should trust hard evidence than anecdotal evidence. Poors are not as bad as we think.
Baru-baru ini, Menteri @kemenkopmk Bapak Muhadjir Effendy dan Menteri @KemensosRI, Ibu Tri Rismaharini mengingatkan warga agar tidak menggunakan #BLT pandemi #COVID19 untuk membeli rokok. Menurut tweeps, apakah penerimaan BLT selama ini digunakan untuk membeli rokok?.
1
0
4
Today:.12.30 GMT+1.18.30 WIB.To join:
Anindita Arif (@arifanindita_) presenting "Education, Religious Segregation and Interfaith Marriage" as part of a series of Internal Seminars coordinated by Daniela Sonedda (@d_sonedda) and Andrea Vezzulli (@andrea_vezzulli), 28/11, 12:30-13:30.
0
0
3
Saya dari dulu anti OSPEK. Pernah ngepost soal anti ospek di Line dan rame. Saat itu, banyak sekali yang pro adanya marah2 di Ospek, dengan dalih "melatih disiplin" (alasan klasik LOL). Terutama dari kampus semenjana. Yang lucu, ada puluhan orang ngeDM berisi ancaman.
Memang kalau menanamkan nilai itu harus diulang-ulang terus. Misalkan kita mau menanamkan nilai: "Salah satu orang, semua orang salah." alias collective punishment. Berarti kita harus ulang-ulang aja terus. Masuk SMP: MOS diajarin begitu,.Masuk SMA: MOS lagi, diajarin begitu,.
0
0
2
@studyminty @irwndfrry Saya tidak berposisi ke kontra atau tidak. Karena kesimpulan dari paper yang disajikan sangat saya ragukan, dan bagi saya, jelek.
1
0
3
Dosen gak punya adab kayak begini pantas dibumihanguskan. Minta mahasiswa punya adab, dia juga gak punya adab. Anda share kontak WA, ya harus siap dihubungi kapanpun. Kan bisa dibales nanti. Kalau gak mau kayak gini ya share aja email.
๐ komennya agak miris, ada beberapa yg paham. Pdhl ini jelasยฒ masalah waktu, siapa sih yg gak keganggu kalo lagi libur dikasih kerjaan??
1
0
3
@balyas_ulis @aryatama0 AI is about prediction power. Interpretation/causality? Perlu input SocSci. Bayangkan bagaimana nantinya AI digunakan dalam menentukan gaji. Secara historis ada gender and ethnic gap dalam wage. Kalau asal pakai gender dan ethnic dalam model (blackbox), bisa kacau (1).
1
0
3
@senzarsendy Menambah daya tampung sekolah negeri cenderung sangat mahal. Satu kebijakan oke yang cukup murah untuk pemerataan dan pernah dilakukan oleh pemprov jaman ABW yaitu Sekolah Kolaborasi. Efeknya positif terutama untuk sekolah swasta di daerah kumuh.
1
0
3
@rahmandabonz @ConversationIDN Keempat, @ConversationIDN perlu punya orang yang ngerti metode riset secara bener. Terutama soal kausalitas agar gak asal publish. Hasil riset walaupun udah publish belum tentu bagus. Secara metodologi maupun kesimpulan.
0
0
3
@ArrasyRahman @agylardi Sepakat. Bukan cuma di AI. Hampir di semua bidang seperti ini. Cuma jujur kelemahan banyak peneliti kita di Indinesia masih baperan. Bahkan kritik di conference pun masih banyak dianggap personal, bukan dianggap masukan buat improve penelitiannya.
0
0
1
Valid. Tapi tetap, sepertinya belum ada kosakata untuk istilah macam gudel, pedhet tanpa harus pakai istilah anak ". ". Hal yang lebih umum macam kejlungup, nggeblak, dan kunduran sepertinya juga belum ada. Atau emang saya aja yang gak tahu.
Kosakata Bahasa Indonesia itu kaya, yang miskin adalah kemahiran rata-rata penuturnya. Berapa banyak yang rutin menggunakan kata-kata seperti senarai, lincak, semenjana, rudin, unduh, bustan, cerkas, siniar, atau swafoto. Membedakan "kami" dan "kita" saja banyak yang belum mampu.
1
0
2
Hiyyaaa hhiiyaaaa hhiiyaaaa. Kocak bener dah ini bapak ๐คฃ๐คฃ๐คฃ. Lawakan terbaik tahun ini. Terima kasih pak, hari saya sangat berwarna dengan tweet ini.
"Ikut vaksinasi berbayar juga Mas? Bukannya anda dulu bilang vaksinasi Covid-19 HARUS gratis?". "Iya saya jadinya ikut yang berbayar karena dapat antrean nomer 43 Juta. Sementara vaksinasi gratis sekarang baru sampai antrean nomer 25 juta. Kelamaan nunggunya".
0
0
2
@irwndfrry Betul. Saya ngomong soal labor and taxation karena merujuk ke twit2 sebelumnya yang bahas minimum wage dan tax ratio (not my filed, both of them). Spesifik soal paper tadi, makanya saya kritik di bagian metodologinya. Kenapa paper ini jelek dijadikan referensi.
0
0
2
@agylardi Mas, mohon agar lebih bijak menanggapi. Memang banyak masalah di BRIN, cuma ini pertanyaan yang sangat relevan. Penelitian yang sudah jadi paper, publish, bahkan sudah dapet nobel pun masih harus dikritik. Itulah gunanya diskusi ilmiah. Ide dan hasil harus terus didiskusikan.
3
0
1
Is she your faculty member @UIIYogyakarta ? You have to investigate this!!!.Share APC for article on revision = selling authorship.CC: @InfoDikti @anshory72
1
1
1
Tidak semua menerima bansos memilih paslon 02 โ Bansos tidak berkorelasi dengan perolehan suara paslon 02. Kalau mau lihat dampaknya, coba aja cek pakai quasi-experiment. Kita lihat evolusi suara daerah yang tiba-tiba diguyur bansos.
Tidak semua yg menerima bansos memilih paslon 02. Saya tidak mau menafsirkan lebih jauh. Baca aja sendiri temuannya.
1
0
2
@bukanherbalife @kimjongann Kebetulan saya dan tim akan mendiskusikan temuan kami pada tanggal 30 November 2021 nanti. Feel free to join untuk mendiskusikan isu cohabitation secara lebih lanjut.
0
0
1
@lovaditya At least kuesioner IFLS bisa jadi salah satu rujukan bagaimana mengelola penamaan variabel. Ya walaupun data IFLS kadang ribet juga diolah, tapi untuk replikasi kode untuk pengolahan antar waktu lebih enak digunakan.
0
0
1
@satya_immanuel Selain supply dari ekonom beneran sedikit, demand dari media sepertinya juga gak banyak. Wartawan banyak yang gak punya akses ke riset berkualitas, punya pun belum tentu punya kapasitas. Ditambah lagi soal demand pasar sepertinya gak peduli dengan hasil riset oke.
1
0
1
@rahmandabonz @ConversationIDN Studi korelasional, tidak valid untuk bilang "pancing penerima". Pertama, soal sample selection. Kenapa yang tidak memakai kontrasepsi saja? Mungkin karena emang belum punya anak. Kedua, perbandingan benerima dan non penerima gak tepat, ya ini belum tentu karena PKH (1)
1
1
1
@nabiylarisfa Sepertinya karena mayoritas masih pakai LPDP yang secara langsung nyuruh ikut conference abal-abal (harus ada proceeding terindeks). Ditambah lagi yang sedang PhD sepertinya juga masih dikit. Sepanjang ikut bbrp conference, baru sekali ketemu orang indo, dan statusnya bukan WNI.
0
0
1
Solusi simpel tanpa beli rice cooker baru dan ngasih minyak saat masak nasi:. 1. Setelah nasi matang, matikan rice cooker. Diamkan sekitar 10 menit. 2. Setelah didiamkan, aduk nasi untuk menghindari bagian bawah terlalu kering. 3. Nyalakan kembali dengan mode warm.
fess gimana caranya biar nasi ga nempel di rice cooker kaya gini?? ada tips and trick gitu gak biar waktu mau nyuci ga perlu direndem dulu
2
0
1
@goldydharmawan Perundungan (termasuk tugas gak penting di luar akademik) di PPDS bahkan feodalisme di kedokteran emang parah. Dan ini HARUS DIHAPUS. Masalahnya, junior susah buka suara karena takut "DITANDAI". Memang perlu banyak laporan investigasi macam ini untuk membukanya mata masyarakat.
0
0
1
Tahun pertama PhD dulu sering masak makanan banyak buat dibawa buat makan bareng sama anak-anak departemen. My colleagues: Arif, quit your PhD and open a restaurant. You will be rich.
Ketika temen2 kantor lunch nya pada makan roti lapis aka sandwiches dan rice crackers, saya buka lunch box saya dengan Sop Janda kambing . Apa reaksi mereka? . ๐ง๐งโ๐ฆณ๐ฑโโ๏ธ๐ด๐จโ๐ฆฒ๐จโ๐ฆฐ๐ง: Akbar, you are son of the b*tch . do you have your own restaurant ? . Gw cengar-cengir aja ๐คช
2
0
1
@agylardi Kita meneliti, menulis, mempublikasi untuk didiskusikan. Semua orang berkontribusi. Termasuk yang memberikan pertanyaan. Tanpa pertanyaan seperti itu, ilmu pengetahuan tidak akan maju. Bahkan pertanyaan macam itu bisa jadi ide untuk penelitian lebih lanjut.
1
0
0
"Artinya ada kemajuan meski banyak korupsinya. Indonesia ini kaya raya. Meski jika dikelola secara koruptif, itu manfaatnya tetap banyak oleh rakyat. Apalagi jika dikelolanya nanti secara bersih dari korupsi," kata Mahfud. Padahal kalimat itu bisa dirangkum dengan kesan positif.
Mahfud Md Minta Masyarakat Tak Sepenuhnya Kecewa ke Pemerintah yang Koruptif #TempoNasional.
1
0
1
@bukanherbalife @kimjongann Cohabitation harus dilihat secara spesifik terkait motivasi dan penyebabnya. Juga dengan bagaimana efeknya terkait perkembangan anak. (1).
1
0
0
Banyak yang lupa kalau KKN itu tempat belajar mahasiswa melihat realita. Mempelajari masalah yang tidak ditemui di kelas, dan mencoba mencari solusi. Belajar berkomunikasi dengan warga, negosiasi dengan pemerintah setempat, dll. Manfaat lebih berat ke mahasiswa daripada warga.
progam indonesia mengajar/ KKN di daerah 3T yang berjalan belasan tahun di tempat yang sama. adalah bukti kegagalan Program tsb.
0
0
1
๐ค๐ค๐ค vaffanculo.
Prabowo Mengeluhkan Demokrasi Mahal Dan Melelahkan, Sultan: Jangan Malu Untuk Kembali Ke Sistem Pemilu Terdahulu. Wakil ketua DPD RI Sultan B Najamudin merespon positif pernyataan Prabowo Subianto yang mengeluhkan proses di demokrasi Indonesia yang mahal dan melelahkan.
0
0
1
Untuk wankawan yang sering pakai test di bawah. Terutama dari dua departemen sebelah. Hal-hal yang fancy dan kelihatan rumit belum tentu tepat guna. Atau alasan yang paling sering muncul pakai test ini dan itu karena gak beneran paham dan pakai aja test buat justifikasi.
Tests that should be retired from empirical work:. Durbin-Watson statistic. Jarque-Bera test for normality. Breusch-Pagan test for heteroskedasticity. B-P test for random effects. Nonrobust Hausman tests. I feel uncomfortable using names, but this is #metricstotheface.
0
0
1
@bukanherbalife @kimjongann Studi tersebut menunjukkan bahwa pasangan cohabitation mempunyai kualitas hubungan yang cenderung buruk dan probabilitas yang lebih tinggi terkait KDRT. (4).
1
0
1
@balyas_ulis @aryatama0 Saya salah satu orang yang masih skeptis penggunaan AI untuk semua lini kehidupan. Di Econ, mungkin untuk predict stock price AI sangat berguna (prediksi penting). Untuk masalah poverty, labor, etc? Bisa jadi bukan menyelesaikan malah menambah masalah. Prediction =/ causality.
1
0
1