KKN merupakan salah satu kegiatan yang banyak memberikan kenangan ketika Kuliah, namun bagaimana jika KKN dirumah yang sudah kosong selama 20 tahunan? bayangan untuk menikmati masa mengabdi pada masyarakat ketika KKN malah justru berubah jadi pengalaman seram dan mengerikan.
halo lur..
seperti yang kemarin sempat kusampaikan, minggu ini barusaja aku dapat cerita yang sempat ramai di daerahku.
kisah ini aku tulis secara singkat saja, sambil menunggu cerita selanjutnya kalian bisa baca cerita ini dulu.
selamat membaca ya..
#bacahorror
@bacahorror
"KESASAR DI ALAS JATI"
“suara rintihan itu menandakan jika dia akan menampakkan wujudnya padamu, ingin sejauh apa kamu berlari, kamu akan tetap ada di hutan ini sampai pagi!!”
-a thread-
#threadhorror
#bacahorror
"TUMBAL KEMAH "
kisah viral yang menceritakan sebuah kegiatan perkemahan akhir tahun oleh salah satu SMK di Sleman. Pada umumnya perkemahan akan meninggalkan kisah menyenangkan, tapi pada cerita ini justru sebaliknya.
Sebab urusannya dengan NYAWA!
#threadhorror
@bacahorror_id
Desa dimana menjadi tempat kami kkn ini adalah desa yang sangat nyaman untuk ditinggali, warga masyarakatnya sangat ramah dengan semua orang, murah senyum dan juga jiwa gotong royong antar warga membuat kami sungguh merasa beruntung sekali bisa KKN di desa ini.
"Teror Hotel Lembang"
(bagaimana jadinya jika tujuan kalian menginap untuk beristirahat namun karena kehadiran mereka, justru sebaliknya, kengerian, ketakutan dan kepanikan justru menyelimuti malam)
- a thread -
#threadhorror
#bacahorror
Sampai suatu ketika salah satu temanku tak sengaja berurusan dengan “mereka” yang tak kasat mata. Namun tak sampai disitu saja, semenjak kejadian itu mulailah satu persatu fakta tentang rumah dan desa yang kami tempati terkuak.
selamat membaca lur!
kumpulan thread horor dari:
@Wakhidnurrokhim
yen wedi rasah wani-wani, yen wani rasah wedi-wedi.
"jangan lupa berdoa sebelum membaca yo lur!"
Sudah hampir 7 tahun lamanya berita ini melayang di udara. Tragedi yang kala itu sempat menggegerkan hingga dimuat di beberapa portal berita.
Tapi sayang masyarakat luas seperti dibuat kecewa dengan berita ini yang seolah hilang tanpa titik terang.
“woyy sam buruan kesini cepat! Ini bantuin motorku ban e selip” teriak Simon. Simon adalah rekan satu poskoku, oh iya sebelumnya perkenalkan namaku samuel,
teman-temanku biasa memanggilku “sam” yah memang berkesan seperti orang bule, tapi aslinya aku keturunan jawa yang saat ini kebetulan tinggal di pulau sumatera, di kota lampung lebih tepatnya.
Hari ini aku bersama ketiga temanku sedang dalam perjalanan menuju ke kampung lokjambe. Kami berempat kesana bukan tanpa tujuan, kami akan melaksanakan kkn disana. Simon, Rahmat, Teo dan aku, kami menuju desa itu dengan mengendarai 2 motor,
spill aja ya buat yang baca sampe akhir, sebenarnya kisah ini tak hanya pada rumahnya saja, namun gong nya adalah ketika si sam bertemu dengan makhluk bernama AUL yang ternyata memberikan teror yang mengerikan kepada warga.
nantikan kelanjutan kisahnya ya,
“Jadi sewaktu Zul membetulkan pembatas bambu itu, ada simbah-simbah yang waktu itu pernah aku lihat saat awal kkn dulu. Hari berikutnya aku makin kepo banget dengan rumah yang aku tempatin itu, akan tetapi aku belum mencoba untuk mencari tau, Pikirku “yah kunikmatin ajalah dulu”.
Astaga saking asyiknya bercerita aku sampai lupa kalau harus menolong simon yang motornya terjebak di kubangan lumpur, yah memang beginilah keadaanya, kami hidup di daerah yang dimana akses jalan menuju desa-desa yang jauh dari pusat kota memang kurang sopan jalanannya.
aku menggunakan motor cb 150 dan Simon menggunakan motor matic keluaran terbaru. Dengan perasaan penuh semangat, kami menerobos dan menerjang rimbunya hutan dan medan jalan menuju ke desa lokjambe.
“wis kita coba jalanin dulu, siapa tau memang bener setelah perkebunan ini ada pertigaan dan langsung menuju desa itu” ucapku sambil mencoba meredamkan amarah rahmat yang nampaknya sudah mulai meluap-luap.
“ji..ro..lu.. tarikkk!!” ucap rahmat memandu kami untuk menarik motor simon secara serentak. “alhamdulillah” ucap kami berbarengan dengan motor simon yang sudah keluar dari kubangan lumpur itu. Setelah kejadian itu, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju ke desa tujuan.
Kami memang tingal di kota ini namun baru kali ini aku mendengar ada nama desa lokjambe, oleh sebab itu kami berempat memutuskan untuk memulai perjalanan sejak pagi, yah sekedar untuk mengantisipasi supaya nantinya kami tidak pulang terlalu malam,
karena seperti yang kalian tau, daerah pedalaman lampung masih sangat minim penerangan dan ditambah ngeri lagi karena perjalanan melewati perkebunan kelapa sawit yang sangat luas dan tanpa penerangan lampu jalan.
Perkenalkan sebut saja namaku sembul, aku dulu kuliah di salah satu kampus swasta di daerah istimewa yogyakarta. Pengalaman ini aku alami ketika menjalani kkn di salah satu desa di daerah klaten, untuk nama desa dan nama orang disini akan saya samarkan ya.
KARMA
“karena sejatinya makhluk yang hidup itu pasti akan mati, tapi aku hanya berharap semoga kami semua tidak akan mati malam ini.”
- a thread -
#threadhorror
#bacahorror
Bagian 1
.
.
Tahun 2016 tepatnya di penghujung bulan Maret yang sudah mulai basah terkena hujan, Miko dan beberapa kawan saat itu mendapatkan amanah untuk mencari lokasi bakal calon tempat perkemahan akhir tahun di sekolah dilaksanakan -
Halo lur, pada cerita kali ini saya mau membagikan salah satu pengalaman horor dari salah satu temanku, sebut saja namanya siwi. Cerita ini merupakan pengalaman nyata ketika dia sedang menjalankan KKN disalah satu desa di Klaten.
Ucapan Mbah Sonto itu sampai saat ini masih begitu melekat dalam benak Miko.
Yang mana, sepengetahuan Miko, tempat apapun itu yang diberi sesajen atau semacamnya..
BUKAN TEMPAT SEMBARANGAN.
Ditambah lagi, mereka yang terlibat lebih memilih untuk diam. Menjadi pelengkap hilangnya jejak digital dari tragedi itu.
Dan dibawah ini adalah rekaman telponku dengan salah satu orang yg terlibat langsung pada tragedi itu..
“desa lokjambe mas?”
ibu itu begitu terlihat sangat kaget ketika mendengar nama desa yang barusanku ucapkan. Aku bisa melihat ekspresi wajahnya yang semulanya sangat santai dan ketika mendengar nama desa lokjambe ekspresinya sontak langsung berubah.
“sam, sam.. itu ada rumah, gimana kalau kita mampir tanya dulu?” ucap rahmat sambil menepuk pundakku. “mon kita tanya ke rumah itu dulu!” teriakku pada simon yang kala itu sedang mengendarai motornya dibelakangku.
nah dan sialnya sinyal internet kami tiba-tiba tidak ada disini, sehingga kami memutuskan untuk mencari rumah penduduk terdekat yang nantinya bisa kita tanyai soal dimana lokasi desa lokjambe itu.
“mari-mari silahkan dek, tapi kalau boleh ibuk pesen, nanti pulangnya jangan sampai terlalu larut malam ya, disini masih daerah rawan soalnya” imbuhnya sambil mempersilahkan kami untuk melanjutkan perjalanan.
Dirgahayu Kota Yogyakarta ke-266 😻
semoga yang rusak segera pulih,
yang patah segera tumbuh,
dan yang kecil semoga lekas membesar.
doa positif untukmu..
#Yogyakarta
“iya pak benar, tapi kami kesini saat ini hanya survei lokasi dulu sekaligus mencari rumah yang nantinya akan menjadi posko kami selama 40 hari menjalankan KKN disini” balasku.
“oh desa itu sudah dekat kok dek, kalian tinggal melewati perkebunan sawit ini aja terus nanti kalau ketemu pertigaan kalian ambil kanan, nah nanti langsung sampai di desa itu” terangnya.
“masnya yang tinggal dirumah milik pak lurah yang samping sungai itu kan? Enak kan mas tempatmya?” ucap pria itu sambil berjalan menuju pintu keluar dan tanpa salam pria itu langsung pergi meninggalkan warung mie.
Jika kalian pernah mendengar kalau istilah “dekat” orang desa itu tidak sesuai dengan kenyataan, kali ini aku membuktikannya. Tadinya ku kira jarak dari rumah ibu tadi menuju ke desa lokjambe tak terlalu jauh,
Aku dan rahmat turun dari motor, sedangkan simon dan teo berada di pinggir jalan menunggu kami.
“assalamualaikum bu, permisi.. maaf mau tanya” ucapku pada seorang ibu-ibu yang nampaknya tengah asyik memisahkan kacang dari kulitnya.
Hari ini tanggal 19 januari 2022, hari yang sangat cerah sekaligus menggembirakan bagiku, karena kami akan kembali ke desa lokjambe untuk melaksankan kuliah kerja nyata atau biasa disebut KKN selama 40 hari kedepan.
tapi kami sama sekali belum pernah tau desa itu dan ditambah lagi google maps tidak bisa kami gunakan lagi karena sinyal disini sudah tidak ada, ibu tau lokasi desa lokjambe itu tidak ya?” tanyaku sambil sekilas memperkenalkan diri.
seperti yang ia bilang tadi bahwa “oh desa itu sudah dekat kok dek, kalian tinggal melewati perkebunan sawit ini aja” namun ternyata sudah hampir setengah jam kami memasuki jalan ditengah perkebunan sawit namun masih belum menemukan pertigaan yang ibu tadi maksud.
Nah terus malamnya aku mengajak zul keluar sekalian rapat di kecamatan. Waktu pulangnya mampirlah di angkringan sekalian menceritakan kejadian aneh yang dialami selama di posko. Karena kalau cerita di posko, takutnya nanti teman-teman yang lain ikutan jadi takut.
Pada tangal 27 juli tahun 2019, universitasku mengadakan pembekalan untuk kkn di desa Y. Setelah selesai dari acara itu, kita langsung melakukan survei lapangan ke desa tersebut. Jarak dari universitas sampai ke desa Y dibilang agak lumayan jauh.
"PART 1 SELESAI"
part 2 akan saya uploud minggu depan ya, sementara ini biarlah part 2 nongkrong di karyakarsa dulu.
buat yang mau baca part 2 boleh mampir ke karyakarsa ya, tenang ngak ada paksaan kok, buat yang mau aja.
Pada akhirnya kami bertemu dengan pertigaan yang sama persis dengan yang diberitahukan oleh ibu tadi, namun disini kami berempat sempat binggung dengan arah yang selanjutnya akan kami tuju, bagaimana tidak demikian, menurut petunjuk ibu tadi,
Sebelumnya saya disini tidak mempunyai niatan untuk menakuti teman-teman semuanya yang kuharapkan dari kisahku ini kalian bisa mengambil hikmah serta manfaat dari pengalamanku ini.
Rumah pak lurah adalah tipikal rumah yang menyerupai rumah panggung namun rumah ini masih banyak menggunakan bahan kayu untuk ornamen dan arsitektur rumah dan juga untuk bagian pagar teras terbuat dari kayu yang dibentuk menjadi seolah itu sebuah anyaman.
Tanpa memberikan penjelasan lanjutan, aku memilih mengajak mereka untuk melanjutkan perjalanan saja, “wis ayo kita ikutin aja arahan dari ibuk tadi, toh sampai saat ini kita ngak kesasar kan pas nurutin beliau? Wis ayo jalan, biar aku yang depan”
karena jika dihitung perjalanan kami dari kampus sampai kesini sudah hampir 4 jam lamanya dan benar saja, setelah perjalanan yang cukup jauh dari pertigaan tadi, aku melihat ada gapura yang terbuat dari kayu dan samar-samar ada tuliskan “DESA LOKJAMBE” disana.
Ketika kami sampai disana, perasaan yang pertama kali dirasakan adalah kenyamanan, nyaman karena keramahan warga dan juga nyaman karena kondisi alam disini yang masih sangat asri, berbeda dengan kawasan sebelum perkebunan sawit tadi.
Pepohonan menjulang tinggi yang membuat sinar matahari sedikit terhalangi untuk sampai ke jalan menjadikan perjalanan kami ke desa lokjambe menjadi tak terlalu melelahkan karena harus kepanasan terkena paparan sinar matahari siang,
Banyak diantara kita yang menjadi anak KOS, entah karena alasan kerja ataupun kuliah. Namun dengan adanya pandemi, banyak sekali KOS yang ditinggalkan oleh para penghuninya. Entah karena adanya WFH, Kuliah daring atau bahkan karena ibu kos yang bawel ketika menagih setoran.
ketika kami sudah melewati perkebunan kelapa sawit dan bertemu dengan pertigaan, kami diarahkan mengambil jalan ke kanan, tapi disini malah jalan yang ke kanan menurut kami adalah jalan yang tak wajar dan ragu apakah jalan itu bisa dilewati oleh kendaraan.
Setelah tiba disana, kami langsung diajak ke rumah yang akan kami tinggali sebagai posko kkn. Untuk tampilan rumahnya sih memang terlihat agak lumayan horor, namun saat itu aku tidak berpikir yang aneh-aneh.
Untuk menempuh perjaannya membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam. Sesampainya kita di desa Y, kita langsung menuju ke rumah pak Rt, dikarenakan rumah yang akan menjadi posko kami selama kkn tidaklah jauh dari rumah pak Rt.
Hari pertaman KKN yang cowok dan cewek berantem karena berebut kamar untuk tidur, yah wajar saja karena ada 2 kamar dan aula yang tidak boleh ditempati, karena hanya diperbolehkan memakai 2 ruangan saja, yaitu ruangan tamu dan ruangan diampit oleh aula dan 2 kamar kosong itu.
Ketika selesai menyampaikan makudku tadi entah mengapa tiba-tiba bapak-bapak yang ada disekitar malah tertawa. “lah dek itu yang kamu ajak bicara itu pak lurahnya sendiri”
“tadi kata ibuknya suruh ngambil jalan kanan kan sam? Tapi kok jalanannya begini?” tanya simon padaku sambil mencoba sesekali mengecek ponselnya sambil berharap akan ada sinyal untuk kami membuka map dan mencari desa itu.
Untuk gambaran singkat rumahnya kurang lebih seperti ini, kondisi rumahnya masih tergolong bagus, terdapat 2 kamar tidur, kamar mandi, dapur serta aula. Nah akan tetapi anehnya 2 kamar tidur itu tidak boleh ditempati maupun dimasuki.
“iya mon, wong tadi aku denger sendiri katane kalau ketemu pertigaan ambil jalan ke kanan, tapi kok tadi muka ibuknya jadi agak aneh ya pas kita tanya desa ini?”
“iyo mon, kalau ngak percaya tanya si rahmat ini loh, dia juga denger kok tadi, iya to mat” jawabku sambil melemparkan pertanyaan pada rahmat yang ada dibelakangku.
ternyata rumah pak lurah tak terlalu jauh dengan lokasi pertemuan kami saat itu, tinggal lurus dan nanti setelah ada perempatan samping masjid tinggal ambil kekiri dan sampailah dirumah pak lurah.
“wehh ini betulan tulisan desa lokjambe kan?” aku berhenti dari motor, menghampiri tulisan itu dan mencoba bertanya pada teman-temanku apakah ini tulisan nama desa itu ataukah hanya sekedar halusinasiku saja.
“iya benar ini desa lok jambe kawan” ucap teo setelah membacanya, mendengar itu aku pun sedikit merasa lega karena perjalanan panjang ini membuahkan hasil juga.
Setelah lega karena sudah menemukan desa yang nantinya akan menjadi tempat KKN, kami langsung mencari warga setempat guna mananyakan rumah kediaman dari kepala desa lokjambe,
entah sebuah kebetulan atau tidak, tak jauh dari gapura desa kami melihat ada sekelompok bapak-bapak yang nampaknya baru selesai dari kebun, tanpa pikir panjang, kami langsung menghampiri dan menanyakan maksud dan tujuan kami.
Rahmat menghampiriku dan disusul oleh teo dan simon, “d-eesa l-lokja-ambe” ucap teo mencoba membaca tulisan di papan kayu itu yang sudah mulai hilang karena termakan usia.
Pak Rt pun menceritakan mengapa rumah ini yang akan kami tempati, katanya rumah yang akan kami tempati ini ditinggal pemiliknya keluar kota karena ada perkejaan mendesak katanya, selama 2 bulan kedepan.
Nah kami disini baru survei lokasi sekaligus mencari tempat untuk posko kami pak, maka dari itu kami mau tanya rumah dari kepala desa lokjambe ini disebelah mana ya pak?” ucapku memperkenalkan diri dan kulanjutkan menerangkan maksud dan tujuan kami datang kesini.
Hari berikutnya aku makin kepo banget dengan rumah yang aku tempatin itu, akan tetapi aku belum mencoba untuk mencari tau, Pikirku “yah kunikmatin ajalah dulu”. Malamnya temenku yang cowok pada nekat tidur dikamar yang sudah dilarang untuk dipakai itu.
“jadi maksud dan tujuan kami datang ke desa ini untuk melaksanakan KKN pak, oh iya saya dan teman-teman berasa dari Universitas X di kota, nah kami mendapatkan desa yang nantinya akan menjadi tempat kami mengabdi selama 40 hari ya di desa ini, desa lokjambe.
“sebelumnya perkenalkan pak nama saya samuel, ini rahmat dan itu disana dua teman saya namanya simon dan teo” ketiga temanku menunduk dan melemparkan senyum kepada bapak ini dan ia pun langsung membalasnya dengan spontan dan sekali lagi dengan sangat ramah.
Nah seiring berjalannya waktu KKN, mulai banyak kegiatan seperti rapat dengan karang taruna, rapat dengan warga dan lain sebagainnya.Karena antar dusun begitu akur jadi kita bikin acara terpisah.