Sembilu memeluk lututnya dengan pandangan yang masih menerawang kosong. Rintikan air yang membuat genangan kecil memberikankannya rasa…

Sabian rasa, hari ini adalah hari panjang yang paling melelahkan selama ia bekerja di perusahaan raksasa milik keluarga Denandra. Hari…

Sembilu tidak bergeming ketika ia mendengar kehebohan kecil yang berasal dari sambutan sang Ibu kepada menantu kesayangannya. Lagipula…

Sabian menatap istrinya yang kini berdiri dengan pandangan takjub kepada seorang bapak-bapak yang tengah sibuk membuat gula-gula kapas…

Sabian menatap keramaian di seberang jalan dengan tatapan lelah. Terlalu banyak orang, Sabian tidak suka. Namun, manik matanya menangkap…

Amarah Sembilu semakin meletup-letup karena Sabian terlebih dahulu menyapa Bibi dibanding dirinya yang sedang merebahkan diri pada sofa…

Sembilu benar-benar senang karena Sabian tidak terlalu banyak melarangnya. Sabian hanya menegur dari tatapan dengan alis yang terangkat…

Memangnya apa yang bisa Sembilu lakukan selain menangis setelah mengirim pesan kepada suaminya? Wanita itu menangis dan merengek seperti…

“See you, Ayah… Selamat bekerja buat beli susu.” Sembilu menggerakkan tangan putranya untuk mengantarkan kepergian Sabian yang kini harus bekerja. Sekarang, sudah menjadi rutinitas pagi untuk…

Sabian meninggalkan teras karena udara dingin yang mulai menyapa kulit. Rinai mulai membasahi ubin menciptakan jejak becek membuat pria itu…

Sabian menuruni tangga dengan langkah pelan. Ia memperhatikan Sembilu yang sedang gelisah di dapue dari undagan tangga terakhir. Wanita itu…

Suara langkah Sabian terdengar nyaring karena pria itu menyeret sandalnya. Sembilu tidak masalah, kedua orang tuanya tidak ada di rumah…

Sabian melamun dengan ditemani gelas yang berisi wine di hadapannya. Ia bahkan merokok di dalam rumah tanpa berpikir panjang. Jam dinding…

“Lo mau foto Sabian pas kobam, nggak?” “Eh, lo kok mau nikahin orang kaya dia? Mukanya kaya pemimpin pulu-pulu.” “Sabian pernah pesen beer…

Sabian duduk lemas di bangku tunggu rumah sakit yang ditemani istrinya. Wanita itu mengurus semua persyaratan pendaftaran karena Sabian…

Pagi Sabtu ini Sabian sengaja sarapan lebih dulu. Pria itu hanya menyeduh kopi latte dengan laptop yang masih menyala di hadapannya. Tidak…

Sabian membalas senyuman hangat dari seorang wanita yang menyambutnya dari balik meja kayu dengan beberapa tumpukan buku yang tersusun…

Rasanya, akhir-akhir ini bumi berevolusi begitu cepat. Banyak sekali hal yang berubah. Udara terasa semakin kering, matahari menyengat…

Sabian harus izin kerja demi merawat Sembilu yang masih menangis di kamarnya. Wanita itu terus menangis karena demam sembari memeluk…

Sabian melipat lengan kanannya untuk dijadikan bantalan kepala. Pikirannya menerawang jauh berkelana entah kemana. Sedangkan Sembilu…