udah sampai di fase ini blm??

Tak ada asap bila tak ada api. Tak mungkin pagar laut berdiri jika tak ada yang menancapkan. Adalah Jaya salah satu pemasangnya. Ia bersama 9 orang lainnya memancang ratusan bambu setinggi enam meter di perairan Tangerang sejak Desember 2023. Mereka diawasi seorang mandor yang kerap disapa Tyson. Titik koordinat pemasangan bambu ditentukan Tyson. Jaya pertama kali mengenal Tyson dari Kepala Desa Tanjung Pasir, Arun, yang menawarinya pekerjaan memasang bambu-bambu di laut itu. Dalam sepekan, rombongan Jaya diupah Rp 10 juta. Upah diambil di rumah Tyson. Namun, enam bulan kemudian Jaya berhenti. Ia tak tahan menghadapi protes para nelayan di lingkungannya yang jadi susah melaut gegara lintasan mereka terhalang pagar bambu. Selain itu, Jaya kecewa karena duit bonus yang dijanjikan Kades Tanjung Pasir untuknya tak kunjung cair. Mengapa kepala desa menyuruh Jaya cs memagar laut di wilayahnya sendiri? Ada siapa di baliknya yang diam-diam mengatur siasat dan mengkavling perairan Tangerang hingga terbit SHGB dan SHM di lautan? Lalu, bagaimana tumpukan derita para nelayan yang merugi hingga Rp 9 miliar? Tak kalah penting: seserius apa otoritas berwenang bakal mengusut kasus ini sampai tuntas? Akankah perkara ini berakhir mengambang di laut lepas? Selengkapnya dalam lipsus kumparan, “Proyek Senyap Kavling Laut Tangerang”. 📸: Dok. kumparan/Adi Wicaksono Prabowo. Follow WhatsApp Channel kumparan untuk dapat Informasi terpercaya dikirim langsung ke WhatsApp kamu. Ketik di browser kamu sekarang, agar bisa share informasi tanpa ragu. #kumparanplus #lipsus #kavlinglaut #timlipsus #igp #collab #lipsuskumparan #nelayanterdampak #tangerang #konfliklaut #proyekkavling #info #infoterkini #berita #beritaterkini #bicarafaktalewatberita #kumparan