Emang Indonesia itu selalu kepedean. Merasa pasarnya besar lalu nganggep investor bakal dateng gitu aja. Dilirik juga kagak. eh gak taunya berlaku juga soal permusikan wgwgwgwg
Grup musik asal Inggris, Coldplay mengumumkan jadwal tur konser yang bakal digelar mereka di negara-negara lainnya di Asia Tenggara, selain Indonesia dan Malaysia. Salah satunya, di Singapura, bahkan konser Coldplay akan berlangsung selama empat hari.
PARKIR MOBIL di mana? Sumpah, kalau lu punya rumah lokasi strategis. Gak butuh yg namanya mobil! Gojek paling 20an ribu, Gocar 30-40an ribu! Mobil itu buat ke luar Jakarta, alias lu mending sewa aja. Enaknya? Bawa sepeda
Ternyata rame, gw dulu PP Jakarta - Depok, gila berar banget hidup. Berangkat ngantuk, pulang ngantuk. Tua dijalan. Dan semakin kita dewasa, resources paling berharaga tuh waktu.
Itu kuliah. Pas kerja, dr rumah ke kantor paling 15 - 20 menit. Bahkan di kantor lama gw, bisa PP jalan kaki. Punya waktu luang banyak, buat baca2 atau gunakan tuk hobi. Pagi bisa ke GBK dulu, balik rumah, baru berangkat kantor.
Nah masalah tetangga, masalah begini bukan di kampung perkotaan doang kok, di perumahan cluster jg ada. Memilih lokasi emng challenge terbesar sih gw liat. Ada tips and tricknya.
Ada bbrp alasan Rumah di perkampungan kota kurang dilirik sama Kelas Menengah yg baru pertama kali mau beli rumah
1. Dianggap kurang bergengsi 'perkampungan' dibanding cluster One gate System
2. Takut dgn lingkungannya; takut orangnya kepo, jahat, berisik, dsb
Selain itu..
Kurang menarik? Masalah desain kayaknya. Di daerah strategis di kemang udah ada yg buat tp gw sendiri kurang tertarik, kyk ruko2 di kota gitu jadinya. Coba dibuat kyk gang-gang kecil kyk di jepang yg hidup. Gang MHT sendiri niru konsep gang di Tokyo kok.
PARKIR MOBIL di mana? Sumpah, kalau lu punya rumah lokasi strategis. Gak butuh yg namanya mobil! Gojek paling 20an ribu, Gocar 30-40an ribu! Mobil itu buat ke luar Jakarta, alias lu mending sewa aja. Enaknya? Bawa sepeda
Thanks, ya. ini PR kita, terutama sik Pemerintah wkwkk. Kita tuh butuh yang namanya investasi, macam tesla bangung pabrik dsb, kenapa? kita butuh lapangan kerja broo. Hayoo di sini siapa yang masih nganggur?
Mereka ini kan sebenernya gak terlalu ngerti mobil, ditambah lagi ada yg sok asik kayak motomobi.
Paling enak Jeje: humble tapi pengetahuan mendalam walau segmented.
Trio Moladin juga bagus, niat kalau ngetes.
Setuju kalau di twitter asiknya nyimak bakulan
@MasMasBiassaa
😅
Innalillahi, mohon isunya dimengerti dahulu ya. Fasilitas pengecualian PPN (exemption) nyatanya tidak serta-merta menguntungkan konsumen bahkan sebaliknya, krn beban pajak ditingkat konsumen bisa lebih tinggi. Cc
@prastow
Tapi, kita perlu bersaing, gak bisa dengan "ongkang-ongkang" kaki ngarep mereka invest ke indo. Tentu, banyak yang perlu diperbaiki, dari birokrasi sampe regulasi. Ya, coldplay ini efek gunung es aja sik menurut gw. Kita cinta negara kita berooo
@diethingy
Anak sepeda di sini. Jenis sepedanya apa? Untuk jenis sepeda tertentu ada pelindung agar cipratan dr ban gak kena ke baju; macam spakbor belakang motor
PARKIR MOBIL di mana? Sumpah, kalau lu punya rumah lokasi strategis. Gak butuh yg namanya mobil! Gojek paling 20an ribu, Gocar 30-40an ribu! Mobil itu buat ke luar Jakarta, alias lu mending sewa aja. Enaknya? Bawa sepeda
Pasca krisis 2008, sebenarnya kita tidak belajar banyak bahkan mengulangi kesalahan yang sama, banyak metode kuantitatif omong kosong yang terus dan masih digunakan.
@bagusvdr
@herlinayulidia
Betul, orang dgn privilise bisa fafifuwasweswos soal idealisme kampus tp nyatanya banyak mahasiswa yg ingin ke kampus sbg jembatan ke dunia karir. Prof. Rhenald Kasali juga bilang, "kita harus sadari kalau hanya sebagian kecil sj mahasiswa yg akan seperti kita (akademisi)."
Nah ini, namanya credentialism. Banyak pekerjaan yg seharusnya gak butuh gelar S-1 tp disyaratkan S-1. Di Amerika diprotes kok dan govt. sana intervensi. Yes, credentialism ini merugikan pencari kerja dan korporasi, mengurangi daya saing, ada risetnya itu.
Seumur-umur saya gak pernah kritik DJP pakai tax ratio, karena terlalu ignorance. Ada banyak faktor di luar effort DJP yg mempengaruhi besaran tax ratio.
Pada akhirnya ya DJP ini cuma lelucon. Bikin target yg gampang dicapai. Agar bonusnya gede. Sibuk bikin program" yg sampai sekarang tetap aja ngga ngangkat tax to GDP rasio. Lalu kita disuruh tepuk tangan. Lha?
Caranya meningkatkan kontribusi penerimaan PPN dan mengurangi ketergantungan terhadap penerimaan PPh Badan. Kinerja penerimaan PPN di Indonesia, jika diukur dengan c-efficiency ratio, sendiri masih di bawah rata-rata negara asia dan pasifik. (4)
Ketika alumni ITB/Unpad bisa bernostalgia tentang Bandung, alumni UGM bercerita ttg Yogya, alumni Unbraw mengenang indahnya Malang,
Lalu bagaimana dengan alumni UI dengan Depok-nya? Paling-paling mengingat kisah horor sekitar kampus. 🤣😂😭
Di Bali juga enak buat jalan kaki. Langkah kaki gw jg lgsg 📈. Sebenarnya lebih daru trotoar yg gede dan baik tapi yang lebih penting, trotoar yang "hidup". Jalan kaki, kanan-kiri kafe. Mau ke hotel cm jalan kaki juga enak. Bandingkan dgn trotoar gede di Sudirman yg "mati".
1. Transportasi publik dan jalur pejalan kaki
Yup, makin sering naik angkutan umum, makin gampang dptin 10.000 langkah. Elaahh org Jakarta disuruh transit Benhil-Semanggi 500 meter aja ngeluh, liat noh org Singapura!
Kenaikan tarif PPN misalnya, saya tak setuju jikalau rencana kenaikan tarif PPN dianggap jalan singkat pemerintah untuk menaikan penerimaan pasca pandemi, tapi sebenarnya lebih dari itu. (1) cc
@CITA_Research
@FaktaKeuangan
@prastow
Rencana kenaikan tarif tak semata-mata urgensi pemerintah yang membutuhkan dana besar untuk mengurangi defisit anggaran, banyak yang tak tahu, kenaikan tarif PPN merupakan bagian dari reformasi fiskal (3)
Makanya kalau kita melihat tren global, tarif maupun kontribusi penerimaan PPh Badan terus menurun sedangkan tarif maupun kontribusi penerimaan PPN terus meningkat. (ini nanti bahas lebih lanjut).
Ini cara ngukur Tax Gap oleh HMRC, IRS juga sama. Pakai metode bottom-up untuk PPh. Tapi di Indonesia kenapa pake pendekatan makroekonomi ya, metode Input-Output? 😉😉😉😱😅
@arfibambani
Saya awalnya juga berpikir seperti itu, tapi masyarakat kita juga sumber masalah. Selama masyarakatnya tak mau tinggal di hunian vertikal. Selama itu tak ada solusi transportasi. Yang selalu bandingkan dgn SG selalu lupa tata kota cc
@adriansyahyasin
@mediocrickey
Tapi isu kesehatan yang begini jarang disuarakan NGO kesmas bg med. Dari bakso borax smp saos pewarna baju. Setiap hari dikonsumsi kelas menengah bawah. Tak ada yg peduli.
Sebelum pandemi, sudah ada beberapa kajian terkait kenaikan tarif PPN, baik dari pemerintah sendiri maupun lembaga penelitian independen. Kami sendiri melakuan kajian tersebut dan sumber dananya bukan dari pemerintah Indonesia. (2)
Dear para pengamat dan pakar, tahu gak? yang mendukung PPN Multitarif itu seorang Profesor Hukum ternama, Daniel S. Goldberg, bahkan dia jelaskan teknisnya. Seorang Profesor yg memang di bidangnya.
Seiring dengan pekembangan globalisasi, penerimaan PPh Badan dianggap sebagai pungutan yang tidak berkelanjutan. Ada yang disebut sebagai fenomena “race to the bottom”. Dari segi penganggaran, negara tidak boleh bergantung pada penerimaan PPh Badan.(9)
Mengapa hal tersebut saya sebut bagian dari reformasi fiskal? Dalam jangka Panjang, penerimaan PPh badan bukanlah sumber penerimaan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kita perlu sumber penerimaan lainnya yang mampu menggantikan PPh Badan, yaitu PPN. (5)
Mengapa PPN? PPN sebuah sumber penerimaan yang selama ini dapat diandalkan. PPN memiliki beberapa keunggulan dibandingkan PPh badan. (ini nanti bahas lebih lanjut) (6)
@SoundOfYogi
Boleh minta tolong untuk dihapus video yang diedit mas? embaknya tidak ada urusan dengan RAT, dan saya yakin dia salah satu pegawai DJP yang jujur, dan hanya melakukan tugasnya
@diethingy
Bergantung daging dalam patty. Kalau pakai daging rendah lemak aman kok. Tapi kalau yang beli sudah jadi biasannya pakai daging "murah" yang banyak lemaknya. jadi, buat sendiri aja kyk sy
PPh badan sendiri merupakan kontributor terbesar penerimaan pajak di Indonesia. Anda bisa bayangkan jika sebagian besar sumber penerimaan kita tidak berkelanjutan? Ini sebuah risiko fiskal yang besar. (7)
Mengapa masih ada VAT exemption atas barang kebutuhan pokok di beberapa negara?
Alasan sebenarnya adalah politis, kebijakan ini tak populis, salah persepi. Bahkan dari kelompok yang harusnya mengerti.
Thanks admin
@hrdbacot
. kalau ingin perbanyak pejalan kaki, pengguna sepeda, atau angkot maka jarak rumah-kantor pekerja haruslah dekat. Maka benarlah
@Outstandjing
. Jadi, jarak rumah - kantor yg dekat a/ kunci ekonomi hijau.
Setelah sekian lama tidak terjamah karena kesibukan. Akhirnya dapat menyelesaikan report salary survey kami yang ketiga ini.
Untuk akses report ini dapat mengakses link berikut:
Nah kira kira apa aja yg kita bahas di salary survey tahun ini?
...Hal ini dapat kita lihat dari semakin turunnya kontribusi PPh badan dalam struktur Penerimaan di beberapa regional. Sebaliknya, untuk PPN secara umum terus mengalami kenaikan. (fin)
Gw udah bilang, gak akan ada solusi tanpa perbaikan tata kota. Lu perbaiki transportasi umum tok, itu peluang usaha bagi developer buat menggusur lahan pertanian lebih banyak.
Karakteristik netral ini menjadi superioritas pungutan PPN dibandingkan PPh Badan. Hingga Alan Auerbach dan Michael Devereux (2017) mengajukan pungutan PPh badan dengan berbasikan destination-based, destination-based income tax. (16)
Dlm konteks perdagangan internasional, PPN menganut sistem destination principle. Negara lokasi konsumen berada a/ negara yg berhak atas penerimaan PPN. (11)