Halo, sebelumnya saya mau meminta maaf atas segala kegaduhan yang terjadi sore ini. Saya juga mau meminta maaf apabila sender yang ada di foto ini merasa tersinggung dengan apa yang telah dan mungkin beliau anggap saya yang perbuat terhadapnya semasa SMA.

Untuk hal-hal lainnya saya kurang tahu apa lagi yang sender klaim saya lakukan terhadap dirinya. Karena, pernah suatu ketika kami 27 orang dipanggil ke ruang BK. Jujur, kami semua waktu itu kurang tahu apa yang terjadi. Ketika kami datang sender sudah bersama guru BK.

Sekali lagi saya meminta maaf kepada semua orang yang tersinggung atas seluruh perbuatan saya.

Sender berkata kalau merasa diabaikan oleh teman" sekelas. Lantas kami semua kaget mendengar pernyataan tersebut, dan sudah meminta maaf kepada sender di jam yang sama. Kami berharap bahwa kami bisa merangkul dan mengajak sender untuk bergaul.

Yang terakhir, mengenai foto yang diunggah oleh sender. Saya meminta maaf apabila memamerkan pose yang offensive tersebut. Namun, saya tidak ada maksud untuk menyakiti pihak manapun dalam pengambilan foto tersebut.

Pertama-tama, saya ingin mengklarifikasi bahwa ya betul saya sempat satu kelas dengan sender semasa SMA. Saya menjadi ketua kelas pada kelas 1 SMA dan pada waktu itu saya merasa memiliki tanggung jawab untuk mengenal seluruh teman sekelas saya secara lebih dekat.

Saya dengan berat hati mengakui kalau sender memang sulit untuk diapproach karena berasal dari luar daerah tempat kami sekolah dan saya tidak bisa menemukan topik pembicaraan yang tepat untuk berkomunikasi dengan sender.

Saya juga telah meminta maaf kepada sender secara personal, namun saat ini belum dapat diterima. Berikut adalah percakapan saya bersama sender.

Namun, saya akui bahwa saya tertawa ketika melihat hal tersebut terjadi. Yang mana bukan tindakan yang baik untuk dilakukan. Saya mohon maaf yang sebesar besarnya apabila sender tersinggung atas hal tersebut.

Saya sudah tidak menjadi ketua kelas sejak kelas 2 SMA. Keseharian saya ketika sekolah hanya mengobrol dengan teman" sekitar bangku saya duduk, dan makan bekal dengan mereka ketika jam istirahat pertama, lalu bermain sepak bola di lapangan ketika jam istirahat kedua.

Dan saya akui, memang banyak jam kosong terjadi ketika saya bersekolah. Di jam jam tersebut, beberapa siswa sering bermain-main dengan bola plastik di dalam kelas. Suatu ketika bola tersebut mengenai sender ketika sedang duduk di bangkunya. Saya tidak menendang bola tersebut.

Maka dari itu, dengan jujur saya mengakui bahwa saya memang jarang berinteraksi dengan sender hingga lulus SMA.