@85O72
⠀
Ding dong!
Pesanan Anda telah tiba. Mohon untuk dapat memeriksa kembali barang-barang pesanan Anda apakah ada yang keliru atau tidak. Jika ada yang keliru segera hubungi kami melalui pesan langsung.
📦: bit ly/WISEA-190224
⠀
ㅤ
Sang adam kemudian segera mengenakan mantel berwarna hitam lalu mengenakannya. Udara dingin di luar sana tentu akan membuat siapa saja sakit. Edwin melangkahkan dwitungkai kepunyaannya keluar dari asramanya dan berjalan menuju ...
ㅤ
ㅤ
Setelah menyelesaikan kelas pertama, pria pemangku marga Hill itu segera membawa sepasang cagak miliknya menuju ruang kelas Rune Kuno bersama dengan beberapa individu lain yang juga mengikuti kelas tersebut.
ㅤ
ㅤ
Bahan-bahan telah disediakan oleh Tama. "Menggiling tiga buah fairy wings, ya?" gumam sang tuan kemudian segera mengambil bahan yang dimaksud lalu segera menghaluskannya. Setelah itu, Edwin pun segera memasukkannya ke dalam kuali.
ㅤ
“Yup! Tepat sekali. Bahan-bahan yang diperlukan sudah disiapkan oleh Tama, begitu pula dengan standard potioning water. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menggiling tiga buah fairy wings dan memasukkannya ke dalam kuali,” ujarnya mengawali instruksi.
@Acrassna
ㅤ
ㅤ
Skenario yang cukup bisa bikin heboh nanti. Bukan batu ijo lagi ya tapi duit. Ini betulan udah kayak monster nyedot-nyedot.
Fainted.
Bang Haru: 100DP.
Edwin: 50DP.
Otsu, Bang.
ㅤ
ㅤ
ㅤ
orang-orang yang ia kenal. Selang beberapa saat kemudian, ia pun lantas tiba di Greenhouse.
Ia pun segera membawa sepasang cagak kepunyaannya masuk ke dalam Greenhouse dan mencari tanaman-tanamannya. "Hello, My babies," ucapnya. (4/10)
ㅤ
ㅤ
ia pun segera membuka lemari kemudian melihat beberapa peralatan yang tersimpan di dalamnya termasuk peralatan berkebun. Sang adam segera meraih benda tersebut kemudian membawa sepasang cagak kepunyaannya (2/10)
ㅤ
ㅤ
Pemuda itu menganggukkan kepalanya kemudian mengikuti perintah yang diberikan oleh Kak Bina. Ia mengaduknya beberapa kali lalu setelahnya mengambil Morning Dew dan menuangkan cairan tersebut ke dalam kuali. Setelahnya Edwin kembali mengaduk dengan kuat.
ㅤ
“Aduk perlahan, lalu tambahkan morning dew yang ada di dalam botol kecil. Setelah itu kita aduk dengan kuat dan panaskan.” Tungkai sang gadis mulai bergerak mengelilingi barisan para murid.
ㅤ
Materi hari ini selesai. Edwin menutup bukunya lalu membereskan barang-barangnya. Profesor Archie memberikan satu kotak cemilan. Tuan Hill tersenyum tipis. "Cokelat! Thank you, Professor," ucapnya.
ㅤ
Pesan pada layar proyektor merupakan penutup kelas malam itu. Archie mengayunkan tongkatnya untuk membuka kotak berisi kudapan yang berada di dekat pintu.
"Silakan diambil. Terima kasih sudah hadir di kelas. Mohon maaf apabila ada salah kata. Hopefully, I'll see you next week."
ㅤ
Sapaan seorang gadis terdengar oleh sepasang rungu. Dwimanik miliknya teralih ke asal suara. "Good evening, Senpai. I'm good, thank you. How about you, Sen?" tanyanya pada seniornya tersebut.
ㅤ
Setelah memastikan tidak ada murid yang tertinggal di dalam kelas, Bina kembali membuka suara.
“Halo, semua! Silakan duduk di tempat yang nyaman. Apa kabarnya hari ini? Semoga tidak keberatan hari ini kita tidak praktik di ruang kelas, ya?” ujarnya sembari tersenyum.
ㅤ
Memasuki langkah keenam, sang wira mengambil bahan selanjutnya yaitu seikat rambut unicorn dan menambahkannya ke dalam kuali. Setelahnya ia pun mengaduknya dengan rata.
ㅤ
“Bahan kelima,” ujarnya sembari mengedarkan pandang. “Tambahkan seikat rambut unicorn lalu aduk kembali isi kuali kalian hingga rata.”
Bina memberikan jeda sebelum melontarkan pertanyaan lain, “Ada yang tahu setelah ini kita tambahkan bahan apa?”
ㅤ
Rupanya Hufflepuff memenangkan house cup periode bulan November. Pria itu kemudian tersenyum. "Tidak apa-apa, selamat Hufflepuff!" serunya lantas bertepuk tangan meriah.
ㅤ
ㅤ
Pria itu memperhatikan Profesor Karin dengan seksama. Dahi sesaat ia kernyitkan untuk memproses apa yang baru saja ia lihat. "Ah seperti itu ternyata," ucapnya.
ㅤ
ㅤ
Sebuah pertanyaan dilontarkan nona Slytherin itu. Edwin mengangkat tangannya. "Bubuk jahe, Sen!" serunya. Ternyata apa yang menjadi tebakannya benar. Pria itu segera mengambil bahan yang dimaksud lalu menambahkannya ke kuali.
ㅤ
“Tepat sekali! Sebelum kita masuk ke langkah terakhir, silakan tambahkan bubuk jahe kemudian panaskan ramuannya.” Setelah memberikan petunjuk langkah berikutnya, sang gadis memberikan beberapa instruksi kepada Tama.
ㅤ
Ketika mentari telah terbenam, Edwin terlihat mulai mengambil buku-buku dan alat tulis. Tak lupa, pria itu pun mengenakan jubah berwarna hitam hijau miliknya tersebut. "Yuk sebnetar lagi kelas berakhir," ujarnya.
ㅤ
ㅤ
Ia mengetuk pinti ruang kelas (
@rituaql
). "Permisi, Ragnar. Maaf saya terlambat. Apa saya masih boleh masuk kelas?" tanya sang wira dengan senyum kikuknya.
ㅤ
⠀
𝗛𝗮𝗽𝗽𝗶𝗲𝘀𝘁 𝗕𝗶𝗿𝘁𝗵𝗱𝗮𝘆,
@Mullerovs
.
Here’s wishing you a day full of delightful birthday surprises! May you achieve everything you ever wanted in the year ahead. But for right now—enjoy your special day!
⠀
ㅤ
“Ah—kalian coba buka laci di bawah meja kalian,” ucapnya. Kalian kemudian segera mengikuti instruksi dan menemukan ada cemilan dan minuman yang sudah disediakan oleh pria tersebut. “Nah itu boleh dimakan sambil mendengarkan saya, ya!”
ㅤ
ㅤ
Edwin mengambil kubis khusus dan mulai melakukan praktik pemasanan jebakan. Ia meletakkan kubis tersebut di salah satu tempat lalu pemuda itu pun mengeluarkan tongkat sihirnya. "Diffindo!" serunya dengan lantang.
ㅤ
ㅤ
ㅤ
Semangat ujiannya, Adik-adik. Ada amunisi untuk kalian. Bagi yang sudah menyelesaikan ujian, mari kita sama sama tunggu hasilnya semoga hasilnya baik. Otsukaresama!
ㅤ
ㅤ
ㅤ
"Profesor
@ProfsHecate
, I finished the practice test!" serunya seraya melambai-lambaikan kuasanya kepada sang pengajar untuk meminta sedikit perhatiannya sebab sang pengajar tengah mengajari siswa baru.
ㅤ
ㅤ
Seorang anak adam terlihat membawa sepasang tungkainya meninggalkan asramanya dengan membawa buku-buku yang ada di tangannya. Pria bersurai legam itu kemudian dengan cekatan berjalan menuju ruang kelas Mantra pada hari ini.
ㅤ
ㅤ
Edwin kembali melakukan percobaan untuk melakukan manuver singkat dan akhirnya ia pun berhasil. Sejenak, pria asal Slytherin itu pun terbang ke bawah dan mendarat kembali dengan selamat. "Saya sudah berhasil,
@squiierl
," ucapnya.
ㅤ
ㅤ
Seketika alat transportasi terbangnya itu pun berpindah tempat ke tangannya. Sudut-sudut bibirnya terangkat menampilkan senyum simpul. "Berhasil nih," ucap pria kelahiran tahun dua ribu itu.
ㅤ
@pesrceval
ㅤ
ㅤ
Regen ga bisa lebih dari HP/MP max kamu. Kalo misalkan kamu sudah berada di status maksimal berarti ya ga regen. Tapi kalo kamu player kedua dan emang sudah diserang oleh player pertama, bisa ditambahkan dengan catatan tidak melebihi status maksimal.
ㅤ
ㅤ
ㅤ
empat tanaman miliknya—Blue Hydragea, Fortnight Lily, Strawberry Sundae Hydrangea, Kirigami Red Columbine. Pria itu tampak telaten memberikan pupuk pada keempat tanamannya itu. "Makan yang banyak biar cepat tumbuh." (6/10)
ㅤ
ㅤ
Sudah waktunya kelas namun sang pengajar belum juga memunculkan batang hidungnya di ruang kelas. "Ada apa sebetulnya?" tanyanya dengan raut wajah bingung.
ㅤ
ㅤ
Dwitungkai tampak melangkah dengan lebar keluar dari Common Room Slytherin. Kedua tungkai ia ayunkan hingga membawa daksa tiba di ruang kelas Pemeliharaan terhadap Satwa Gaib. Tampak beberapa wajah yang begitu familiar baginya telah hadir di sana.
ㅤ
ㅤ
Sang wira lantas membulatkan mulutnya. "Ah! Salah penekanan mantra," ucapnya. Pria Slytherin itu lantas menaruh fokus atensi pada kelinci itu lalu mulai mengayunkan tongkatnya lagi. "DUCK-leh-fors!" serunya.
ㅤ
ㅤ
Permainan dimulai. Edwin ternyata tak berhasil menjawab dengan cepat. Ternyata ia didahului oleh dua seniornya yang lain. Pemuda itu kemudian menaruh fokus kembali ke sang senior.
ㅤ
ㅤ
Sebuah kertas ia keluarkan dan lantas ia segera menuliskan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini. Setelahnya ia pun mengumpulkannya kepada Profesor Luna.
ㅤ
ㅤ
Terdapat perkamen di atas meja berupa beberapa pertanyaan. Sang adam pun menghela nafasnya pelan. "Oh astaga. Banyak sekali pertanyaan," ucapnya. Edwin pun mulai membuka buku tersebut kemudian membaca satu persatu.
ㅤ